SLEMAN – PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV melalui Terminal BBM Rewulu kembali melaksanakan inovasi dan kolaborasi bersama masyarakat di wilayah operasinya. Program “Bukan Main” merupakan salah satu bentuk Corporate Social Responsibilty (CSR) pemberdayaan perikanan mandiri, inovatif dan ramah lingkungan. Program CSR ini diresmikan langsung oleh General Manager MOR IV, Iin Febrian dan Wakil Bupati Sleman, Muslimatun pada (26/7) di Dusun Parangdewe, Desa Balecatur, Kab. Sleman.
Ciri khas dari program pembudidayaan ikan ini adalah pemanfaatan lahan yang terbatas namun dapat menghasilkan ikan yang cukup besar. Budidaya ikan mandiri, inovatif dan ramah lingkungan atau disingkat “Bukan Main” merupakan program yang sudah berjalan sejak tahun 2016. Pertamina TBBM Rewulu bekerjasama dengan Pusat Studi Energi UGM untuk dapat memperoleh hasil panen ikan lebih besar serta yang paling penting adalah pengembangan program dengan berfokus pada teknologi ramah lingkungan berupa penggunaan solar cell sebagai sumber energi, Micro Bubble Generator (MBG) dan modifikasi recirculating aquaculture system (RAS).
Micro Bubble Generator (MBG) sendiri adalah alat yang dapat menghasilkan bubble yang berisikan oksigen secara merata sehingga tingkat oksigen di kolam ikan tersebut lebih baik dibandingkan kolam alami yang tidak menggunakan MBG tersebut. Sedangkan teknologi RAS adalah teknologi perikanan terbaru yang mengoptimalkan sirkulasi air yang dapat mengatur dan menstabilkan kondisi lingkungan ikan. "Dengan teknologi ini, kami dapat menabur benih ikan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan menabur benih di kolam biasa, pakan yang diberikan juga lebih sedikit imbasnya omset kelompok kami naik setiap tahunnya karena hasil yang kami panen lebih banyak, " ujar Bapak Gito, selaku ketua Kelompok Varia Mina Makmur.
Gito juga menjelaskan bahwa pada awalnya kelompoknya sempat mengalami penurunan omset, namun setelah Pertamina mendampingi kelompoknya hasilnya dapat mulai terlihat. Pertamina melalui TBBM Rewulu menyelenggarakan pelatihan dan memperkenalkan teknologi RAS dan MBG. Kini Kelompok Varia Mina Makmur dapat meraih omset hingga enam kali lipat, bahkan pada tahun ini atau saat panen terakhir berhasil mencetak omset hingga 12 kali lipat dibanding tahun 2016.
"Juli kemarin adalah panen ikan nila terbanyak kami sejak tahun 2016, berat total ikan nila yang kami panen yaitu 520 Kg atau setara dengan 3.120 ekor ikan yang merupakan hasil budidaya kami selama tujuh bulan," ungkap Gito.
Sementara itu, Iin Febrian selaku GM Pertamina MOR IV mengungkapkan bahwa program CSR ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan PT Pertamina (Persero) sekaligus sebagai komitmen Pertamina untuk turut meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di Ring 1 wilayah operasi Pertamina.
"Program ini memiliki ruang yang luas untuk terus dikembangkan, salah satunya adalah proses hilirisasi dari industri ikan ini sendiri. Kedepan kami dan masyarakat akan melibatkan ibu-ibu untuk dapat membuat berbagai olahan dari ikan,” tutup Iin.*MOR IV