PALEMBANG – Gilang Laksamana, bersama dua anggota Satgas Ayam Jago, berkeliling dari rumah ke rumah di Lorong Mari dan Lorong Setia, Kelurahan Talangbubuk, Kecamatan Plaju, Palembang. Lengkap mengenakan atribut Satgas Ayam Jago, masker, serta face shield, mereka menyemprotkan disinfektan di halaman rumah.
Alat penyemprot berkapasitas cairan 4 liter tersebut, dioperasikan menggunakan bahan bakar Bright Gas Can. Sambil melakukan penyemprotan, Gilang selaku koordinator bidang pendataan, mendata kondisi kesehatan warga.
“Pendataan kami lakukan sebagai inisiatif sendiri, tentang kondisi kesehatan warga, apakah ada keluhan sakit dan kondisi lainya, sehingga kami memiliki data riil di lapangan jika suatu saat dibutuhkan,”papar pemuda yang masih mahasiswa ini.
Satgas Ayam Jago merupakan kepanjangan dari Satgas Payo Samo-Samo Jago Tetanggo, yang artinya ayo bersama-sama saling menjaga tetangga. Mereka adalah pasukan pengamanan kesehatan warga, yang dibentuk melalui kerjasama CSR Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju bersama Pemerintah Kelurahan Talangbubuk yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Selain Satgas Ayam Jago, ada juga Satgas Setia Shield.
Satgas yang beranggotakan 21 orang itu, berawal dari semangat untuk melindungi masyarakat dan melawan pandemi COVID-19 yang sampai saat ini masih merebak, khususnya pada tingkat lokal di wilayah Kelurahan Talangbubuk, Kecamatan Plaju, Kota Palembang.
“Membentuk Satgas Ayam Jago dan Satgas Setia Shield supaya masyarakat terlindungi dan terbantu dalam kondisi pandemi COVID-19,” ungkap Gilang.
Region Manager Communication, Relations & CSR Sumbagsel, Dewi Sri Utami, mengatakan Satgas tersebut merupakan bentuk inovasi kelembagaan yang muncul dari kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan Pertamina dalam upaya penanggulangan COVID-19.
“Ini sejalan dengan upaya Pertamina sebagai BUMN memiliki peranan bersama masyarakat menggerakan kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih sehat, menggunakan masker, dan patuh pada protokol kesehatan serta peduli pendataan kondisi kesehatan warga. Kami berupaya melahirkan para COVID Ranger tidak hanya di lingkungan internal perusahaan, tetapi juga di lingkungan warga sekitar,” jelasnya.
Dewi menambahkan, beberapa kegiatan rutin yang dilakukan Satgas itu adalah membuat alat dan perlengkapan penunjang protokol kesehatan seperti hand sanitizer, face shield, masker, dan wastafel portabel dari limbah non B3. Sampai saat ini, tidak kurang dari 200 botol hand sanitizer serta 20 wastafel portabel diproduksi dan terdistribusi.
“Kegiatan produksi alat dan perlengkapan pendukung protokol kesehatan diharapkan dapat menggerakkan kembali roda ekonomi masyarakat dan ke depan bisa mengarah kepada kegiatan untuk ketahanan pangan,” tambah Dewi.
Gilang berharap inovasi kelembagaan berkelanjutan dapat mengispirasi daerah lain dalam penganggulangan COVID-19.
“Harapannya apa yang telah kami lakukan bersama dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat di daerah lain lebih optimis, bahwa melawan pandemi COVID-19 itu dimulai dari kesadaran warga di lingkungan terkecil,” pungkas Gilang. *MOR II/HM