BANDUNG – Ucup (15 tahun), antusias mencabut sayur pakchoy segar siap panen. Tangannya tiada henti mencabut sayuran dari lubang di sisi atas pipa sepanjang 4 meter, di Kebun Hidroponik yang dikelola Kelompok Berkebun (Pokbun) Flamboyan.
Kebun Hidroponik Pokbun Flamboyan di Kelurahan Cisaranten Kidul, Bandung, mendapat tamu istimewa, yakni anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dari Sekolah Dreamable.
Delapan anak berkebutuhan khusus, yang memiliki minat berkebun, diajari cara bercocok tanam di lahan terbatas dengan sistem hidroponik.
Inilah salah satu program PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III untuk mensinergikan program CSR Pendidikan bagi ABK dengan program Pemberdayaan Masyarakat Pokbun Flamboyan. Kedua program ini merupakan binaan Terminal BBM Bandung Group.
Menurut Yulianti, salah satu Pendiri Sekolah Dreamable, kegiatan berkebun merupakan media terapi anak berkebutuhan khusus untuk menstimulasi kemampuan emosional, sensorik, motorik, dan membangun konsentrasi serta komunikasi anak.
"Tentunya tidak sekali ini saja, tetapi nanti akan kami praktekkan di sekolah, cara bercocok tanam dan pembibitan dimana dengan melakukan aktivitas secara rutin akan membantu proses belajar anak berkebutuhan khusus yang harus dilakukan secara berulang-ulang," jelas Yulianti.
Senada dengan itu, Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kedua program CSR Pertamina. Bagi anak-anak adalah ilmu dan keahlian, sementara bagi Pokbun Flamboyan dapat menjadi pengalaman pertama para Penggiat Pokbun dalam melatih ABK.
"Harapannya anak-anak mendapatkan satu pengalaman berharga. Serta, membekali mereka dengan hal bermanfaat dan skill yang akan berguna di kehidupannya kelak," kata Dewi.
Pokbun Flamboyan yang diketuai oleh Nurhayati Saidah, ditunjuk oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung sebagai Pokbun Percontohan.
Pokbun yang beranggotakan lebih dari 10 orang tersebut, telah mandiri dan menjadi 'laboratorium' urban farming bagi semua pihak yang ingin belajar sekaligus praktek lapangan.
Hasil berkebun awalnya hanya untuk konsumsi anggota pokbun. Kini produknya sudah dijual ke masyarakat, baik dalam bentuk sayuran maupun produk turunannya.
Setelah memiliki pelanggan tetap di sekitar Cisaranten Kidul, Pokbun Flamboyan kini dapat meraup keuntungan hingga Rp 2,5 juta per bulan. Pendapatan tersebut digunakan untuk operasional pemeliharaan Pokbun, serta menjadi penghasilan tambahan untuk ibu-ibu Pokbun.*MOR III