BONTANG - Pengembangan pariwisata di Bontang kembali jadi perhatian Badak LNG. Rumah Lamin Adat Dayak yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-api dipercantik melalui Program Community Development Badak LNG, Wisata Dayak Bontang (WisDaBo).
Director & COO Badak LNG Gitut Yuliaskar menuturkan, program pemberdayaan masyarakat yang fokus terhadap seni dan budaya ini merupakan kerja sama antara perusahaan dengan Dewan Adat Dayak Bontang. Melalui program ini, berbagai kegiatan dan kreatifitas dari keluarga besar etnis Dayak dapat terakomodir.
“Yang kami lakukan sejalan dengan program Pemerintah Kota Bontang yang terus menggalakkan program pariwisata,” ujat Gitut.
Kota dengan sebagian besar terdiri dari wilayah perairan ini telah memiliki berbagai fasilitas pariwisata khas pesisir. Misalnya, beberapa sudut Kota Taman yang saat ini telah disulap menjadi destinasi wisata tanaman mangrove. Untuk itu, potensi pariwisata lain seperti seni adat dan budaya khas etnis Dayak dengan berbagai keunikannya juga perlu dikembangkan.
“Ide ini berawal dari tari-tarian yang dimainkan kelompok etnis Dayak Bontang dalam film produksi Badak LNG yang ditampilkan kehadapan tamu perusahaan. Kemudian timbul beberapa pertanyaan dari tamu undangan tentang seni daerah penduduk asli Kalimantan ini. Alhasil, perusahaan berusaha mewujudkan fasilitas Wisata Dayak Bontang agar nantinya mereka dapat secara langsung melihat dan menambah wawasan tetang seni budaya Dayak di tempat ini,” ungkap Gitut saat meresmikan Wisata Dayak Bontang di Lamin Dayak Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-api, pada Senin, (20/8/2018).
Agar lebih menarik, Rumah Lamin Adat Dayak Bontang direvitalisasi seperti pengecatan ulang, penambahan perlengkapan seperti kursi-kursi hingga mendirikan outlet untuk penjualan souvenir. Selain itu, pertunjukan tari-tarian khas Dayak yang dijadwalkan seminggu sekali.
Ketua Dewan Adat Dayak Bontang Jhony Rining mengucap terima kasih atas dukungan Badak LNG mewujudkan wisata dayak di Kota Taman. "Kami menyadari keterbatasan pengembangan dan mempromosikan potensi budaya inii. Semoga pengembangan cagar budaya ini dapat terus didukung oleh semua pihak," ujar Jhony.
Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Karliansyah. Ia turut mengapresiasi langkah Badak LNG yang meresmikan Wisata Dayak Bontang sebagai ikon wisata masyarakat Kota Taman.
Ia menaruh ketertarikan terhadap seni lukisan yang menghiasi hampir seluruh bagian ruangan Lamin Dayak Bontang. Berbagai motif gambar yang terukir jelas menjadi simbol persatuan 13 sub etnis Dayak yang ada di Kalimantan.
"Ini terobosan yang luar biasa. Semoga dapat berkembang dan menambah daya tarik Kota Bontang sebagai pemicu tumbuhnya pariwisata seni budaya di sini," ungkapnya.
Di tempat sama, Walikota Bontang Neni Moerniaeni menyambut baik langkah Badak LNG mengembangkan ikon pariwisata seni budaya khas etnis Dayak ini. Hal ini sesuai dengan komitmen Pemkot Bontang memajukan pariwisata.
"Alhamdulillah, Rumah Lamin Dayak yang dibangun sejak 2003 silam ini akan dipercantik dan dipoles lagi oleh Badak LNG," ucapnya.
Komitmen yang dilakukan Badak LNG hari ini dan yang akan datang, lanjut Neni, menjadikan potret budaya daerah lebih baik dalam mempersiapkan Bontang pasca migas.•BADAK LNG