SORONG, PAPUA BARAT – Sebagai bentuk komitmen dalam pelaksanaan parameter-parameter Environmental Social Governance (ESG) terkait pelestarian keragaman hayati, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Kasim menjalin kerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dalam pelestarian satwa endemik Papua Barat.
Pelestarian satwa endemik ditandai dengan pelepasliaran 83 burung terdiri dari Kakatua Jambul Kuning, Nuri Kepala Hitam, Nuri Ara Dada Jingga, oleh General Manager Refinery Unit VII Kasim, Yusuf Mansyur, Kepala BBKSDA Johny Santoso, dan Pangkoarmada III Laksamana Muda TNI Irvansyah, di Taman Wisata Alam (TWA) Sorong, Kamis, 28 Oktober 2022.
Kerja sama antara PT KPI Kilang Kasim dengan BBKSDA, sudah terjalin sejak tahun 2018, melalui Perjanjian Kerja Sama untuk melestarikan satwa endemik secara insitu dan eksitu.
Program insitu diwujudkan dengan pelestarian satwa dengan status langka dan dilindungi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA), Sorong, Papua Barat. TWA merupakan kawasan hutan alami seluas 900 hektar, yang menjadi salah satu pusat konservasi flora dan fauna.
Untuk menunjang program insitu, tahun ini PT KPI memberikan dukungan dana pembangunan infrastruktur penunjang konservasi, senilai Rp500 juta untuk revitalisasi klinik karantina satwa, pengadaan alat pendukung pelepasliaran, alat pengamatan satwa, serta dukungan operasional klinik, dan rekrutmen dokter karantina hewan.
Sebelumnya PT KPI juga membantu pembangunan klinik satwa (September 2021), kandang karantina dan kandang penyelamatan satwa (Juni 2022).
Infrastruktur tersebut merupakan bagian dari rantai konservasi satwa endemik yang dikembalikan masyarakat ke BBKSDA, karena dipelihara secara illegal.
Johny menyatakan pemeliharaan satwa endemik Papua Barat oleh masyarakat secara illegal, perlahan mulai berkurang, karena BBKSDA rutin memberikan edukasi.
Sebelum satwa dilepasliarkan, diperlukan beberapa treatment khusus, yakni habituasi atau transit sebelum dilepasliarkan, yang ditunjang dengan sarpras penunjang kegiatan konservasi, seperti klinik, kandang karantina, dll.
"Bantuan PT Kilang Pertamina Internasional ini sangat membantu kita dalam upaya konservasi, perawatan dan kegiatan pelepasliaran. Di sisi lain kami juga mendukung konservasi eksitu yakni menempatkan satwa di lingkungan Kilang Kasim yakni burung Mambruk dan Rusa untuk dilestarikan di luar habitatnya," kata Johny.
General Manager Refinery Unit VII Kasim Yusuf Mansyur menyatakan bantuan yang diwujudkan melalui program tanggung jawab sosial tersebut sejalan dengan kebijakan keberlanjutan perusahaan, dimana dalam menjalankan operasinya turut memperhatikan salah satu aspek ESG bidang lingkungan, mendukung pelestarian keragaman hayati.
"Langkah ini juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-15 yaitu Ekosistem Daratan, dimana secara spesifik kegiatan tersebut sebagai upaya menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati, dimana rata-rata per bulan BBKSDA melepasliarkan 150 satwa endemik," jelasnya.
Johny berharap kerja sama ini sebagai penguatan antar lembaga yang bersinergi dalam upaya konservasi satwa endemik Papua Barat. Saat ini BBKSDA Provinsi Papua Barat mengelola 28 kawasan konservasi diatas 1,7 juta hektar lahan yang tersebar di 13 kota dan kabupaten.
"Kami berterima kasih atas dukungan selama ini dari semua pihak, karena konservasi satwa endemik tidak bisa dilakukan sendiri dan menjadi tanggung jawab kita semua umat di muka bumi," kata Johny.*SHR&P KASIM