MALAYSIA– Corak dan motif khas kain yang berasal dari wilayah Sumatera Bagian Selatan, khususnya wilayah Palembang – Sumsel dan Bengkulu, kini tengah menghiasi ruang pameran Indonesia Creative Product Festival 3 – 5 Mei 2019 di Mid Valley Exhebition Center, Malaysia.
Dua mitra binaan dari Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel, yaitu Lela Souvenir dan Oase Galery menampilkan produk-produk khas seperti Kain Tenun Songket Palembang, Kain Jumputan Palembang, souvenir-suvenir serta kain batik Besurek Bengkulu.
“Pertamina mengajak serta mitra binaan Pertamina Sumbagsel, untuk turut memeriahkan pameran internasional yang didukung penuh oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tentu ini kesempatan yang berharga untuk para mitra binaan kami mengembangkan produknya tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia,” tutur General Manager MOR II Sumbagsel, Primarini.
Pada kesempatan ini, pemilik Lela Souvenir Masayu Lela menceritakan jatuh bangun usahanya sampai dibantu Pertamina dalam mengembangkan usaha kerajinan khas Palembang hingga hasil usahanya kini bisa sampai di Malaysia.
“Saya dulu banyak belajar dari para perajin kain songket di Pasar 16, kemudian tahun 1997 memberanikan diri membuka usaha sendiri. Namun, karena kekurangan modal usaha dan ditambah krisis moneter saya memutuskan tutup pada tahun 2003. Walaupun demikian saya tetap memilih untuk berjuang dengan ilmu dan keterampilan yang ada. Sampai akhirnya saya dipercaya Pertamina diberikan pinjaman modal melalui Program Kemitraan,” tutur Lela.
Lela juga menyampaikan apresiasinya kepada Pertamina yang telah memberikan kesempatan pada Lela Suvenir turut serta dalam pameran ICPF tahun ini.
“Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah saya diberikan kepercayaan dan kesempatan turut serta dalam pameran ICPF di Malaysia. Semoga usaha saya ini dapat menjadikan tonggak pengembangan usaha yang barokah dan saya banyak mengucapkan terima kasih kepada Pertamina,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh pemilik Oase Galerry, Fitria Gustina yang mendirikan usaha sejak tahun 2008 silam. Ia mengatakan pertemuan tak sengaja dengan tim CSR Pertamina Sumbagsel yang singgah ke tempat usahanya, memberikan jalan untuk ia mendapatkan tambaan modal usaha.
“Dulu pendapatan usaha saya setiap bulan mencapai Rp 10 juta, namun biaya operasional yang harus dikeluarkan lebih dari itu. Sampai akhirnya saya diberi jalan melalui bantuan pinjaman modal usaha dari Pertamina. Dari tahun 2015 sampai sekarang, usaha kami membuahkan hasil sampai bisa ikut pameran ke Luar Negeri. Saya sangat bersyukur, semoga Pertamina selalu membimbing usaha kami ini,” harap Fitria. *Communication & CSR Region Sumbagsel