KASIM, PAPUA BARAT - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Kasim berkomitmen untuk mengedepankan nilai-nilai wawasan lingkungan dalam proses bisnis. Hal itu dibuktikan dengan penyaluran bantuan pengembangan untuk Kelompok Tani Hutan (KTH) Waifoi dan Warkesi.
Penyerahan bantuan dana pengembangan itu dilakukan secara simbolis oleh Manager CSR & SMEPP Management PT KPI, Edward Manaor Siahaan kepada Ketua Kelompok Tani Hutan Waifoi, Zakarias yang disaksikan oleh Kepala Seksi BBKSDA wilayah Raja Ampat, Imron Mustadjab, serta Area Manager Communication, Relations, CSR, & Compliance Kilang Kasim, Ferdy Saputra.
Edward menegaskan komitmen KPI dalam menjaga Konservasi Cagar Alam dan membantu pertumbuhan ekonomi di wilayah Waifoi dan Warkesi.
“Kami mewakili PT KPI memberikan dukungan kepada BBKSDA Papua Barat untuk terus melestarikan dan menjadi harapan bagi masyarakat agar berdampak kemandirian di aspek sosial, lingkungan dan ekonomi,” ujarnya.
Dijelaskan, dukungan ini akan berkelanjutan demi mendorong optimalisasi pertumbuhan wilayah Waifoi dan Warkesi “Bantuan ini sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kesepakatan sebelumnya. Kita akan berkolaborasi menjaga dan memberikan masukan didampingi BBKSDA sebagai partner dalam Konservasi Alam dan Lingkungan,” tegas Edward.
Ketua Kelompok Tani Hutan, Zakarias menyambut baik dukungan ini dan menyebut dampak positif bagi masyarakat Waifoi dan Warkesi. “Sebelumnya mereka adalah pemburu satwa yang kini telah berubah menjadi penjaga satwa dan lingkungan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan perburuan satwa sebelumnya menjadi mata pencaharian warga untuk kemudian dijual ilegal. “Sejak adanya edukasi dan pendampingan ini kami berubah. Kini kami juga dapat penghasilan dari satwa yang terus lestari menjadikan hal itu sebagai daya tarik wisata. Tercatat wisatawan dari 13 negara datang ke sini,” ucap Zakarias.
Perubahan mindset ini berdampak baik dan menularkan semangat kelestarian kepada masyarakat. “Mereka menyatakan komitmen yang sama untuk menjaga alam dan bergabung dengan Kelompok Tani Hutan,” imbuh Zakarias.
Kunjungan ini ditutup dengan menikmati papeda ikan kuah kuning, makanan khas timur yang dimasak oleh kelompok mamah di Waifoi. Kuliner ini menjadi favorit wisatawan yang berekreasi dan menginap di homestay yang dibangun oleh Kilang Kasim di Cagar Konservasi Alam Waifoi.
Diketahui Program kerja sama konservasi keanekaragaman hayati ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk menjalankan bisnis yang mengacu pada prinsip-prinsip Environmental, Social, & Good Governance (ESG).*SHR&P KASIM