JAKARTA – Sejak tahun 2020, Pertamina melalui Pertamina Foundation menggulirkan program PFsains yang berhasil menghadirkan beragam inovasi energi baru terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan energi di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Tahun ini kompetisi PFsains tidak hanya terbatas berbasis energi baru terbarukan (EBT) melainkan diperluas menjadi dua inovasi, yakni inovasi teknologi dan inovasi energi.
Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo mengungkapkan tujuan dari perluasan kategori kompetisi PFsains.
“Kami ingin PFsains tahun ini mampu mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru dengan mengembangkan potensi daerah asal mereka dan dapat berkontribusi dalam meningkatkan ekosistem wirausaha serta hilirisasi inovasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Meskipun tidak lagi terpaku dengan EBT, kami tetap mengedepankan aspek sustainability atau keberlanjutan, baik secara lingkungan, sosial, dan ekonomi,” ujar Bulo.
PFsains disambut antusias oleh para inovator dari seluruh Indonesia. Tahun ini, sebanyak 753 proposal diterima oleh Pertamina Foundation, kemudian dikurasi hingga terpilih 115 proposal yang terdiri dari 75 kategori ideation dan 40 kategori implementation untuk melaju ke tahap pitching.
Setelah melalui tahap pitching, tahap selanjutnya adalah in-depth interview untuk kategori implementation dan final interview untuk kategori ideation. Dari 115 proposal, terkurasi menjadi 48 proposal dengan rincian 33 kategori implementation dan 15 kategori ideation.
Pada tahap ini, proposal mereka diuji oleh profesional di bidang teknologi, energi, dan pemberdayaan masyarakat. Terdapat beberapa poin penilaian, antara lain keterkaitan dengan sustainable development goals (SDGs), novelty, keberlanjutan, cara kerja dan keamanan prototipe, serta solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan.
Perbedaan kategori ideation dan implementation adalah dari tingkat kematangan inovasi dan prototipe. Ideation merupakan kategori riset dan sudah berupa laporan hasil, namun belum siap diimplementasikan dalam waktu dekat dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) pada level 1-4. Sementara, implementation sudah siap diimplementasikan dan memiliki pilot project dengan TKT level 5-9.
Untuk mempersiapkan peserta menghadapi seleksi, Pertamina Foundation memberikan capacity building dengan mendatangkan technopreneur sukses. Mereka berbagi tips tentang kiat-kiat pitching, komersialisasi inovasi, hingga bisnis model yang berkelanjutan.
“Capacity building penting untuk kami berikan karena dalam berinovasi penting untuk memiliki problem statement yang jelas, kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan inovasi yang dijalankan. Kemampuan menunjukkan dampak positif dari inovasi secara menarik juga penting agar mereka memperoleh permodalan untuk scale-up,” ungkap Bulo.
PFsains merupakan kompetisi pengembangan inovasi teknologi dan energi melalui kegiatan penelitian/dan atau praktik inovasi berbasis community based research. Para pemenang kompetisi PFsains akan memperoleh total pendanaan Rp2,5 miliar, fasilitas mentoring 1-on-1, dan market validation.*PF