Sejatinya, pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse, Reduce, Recycle) bisa memiliki nilai keekonomian jika dilakukan terkonsep. Seperti yang dilakukan oleh Yayasan Kumala yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Yayasan Kumala dibentuk oleh Dindin Komarudin dan kawan-kawan pada tahun 2006. Awalnya, yayasan itu didirikan untuk menampung anak-anak jalanan. Menurut pria yang biasa dipanggil Abah Didin, salah satu cara mengarahkan anak-anak jalanan tersebut adalah dengan mengelola sampah sehingga bisa bernilai jual.
Tangan-tangan kreatif para anak jalanan diajarkan mengolah limbah kertas kantoran dan pelepah atau batang pohon pisang menjadi kertas seni, dengan cara mencacah, memblender dan kemudian dipress hingga menjadi lembaran kertas dan dikeringkan. Selain itu, mereka juga memanfaatkan sampah berupa kayu bekas sebagai bahan baku pembuatan alat refleksi, tikar dan berbagai macam produk lainnya.•IRLI