GRESIK - Selalu ada cara untuk keluar dari segala keterbatasan dan kesulitan di tengah pandemi COVID-19. Hal itu yang dilakukan Kelompok Tuli Gresik (Kotugres) binaan PT Pertamina Gas yang memulai rangkaian pelatihan Fashion Design and Business secara daring, pada Senin, 20 Juli 2020.
Bersama lembaga pendidikan mode ESMOD Jakarta, para pengajar mampu menyampaikan materi secara baik kepada anggota Kotugres lewat daring yang dibantu oleh penerjemah bahasa isyarat.
“Sangat menantang bagi kami, karena ini yang pertama kali. Tapi bersyukur selalu ada solusi untuk mengatasi kendala yang ada,” ujar Supervisor Sales Ambassador Esmod Jakarta Theresia Nastiti.
Berdasarkan hasil diskusi bersama internal ESMOD, UPT Resources Centre Gresik selaku pembina Kotugres, pelatihan daring itu melibatkan dua penerjemah bahasa isyarat. Satu dari sisi Kotugres dan satu lagi dari sisi Esmod Jakarta. “Biar saling melengkapi,” paparnya.
ESMOD, lanjut Theresia, mengaku bersyukur pihak Pertamina Gas memberi kesempatan kepada lembaga pendidikannya untuk ikut berkontrubisi dalam pengembangan kemampuan diri anggota Kotugres.
“Ini sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk bisa menciptakan pelatihan di bidang fashion terhadap semua kalangan, termasuk teman-teman difabel,” tuturnya.
Ke depan, ESMOD juga akan menyusun beberapa modul pelatihan untuk anggota Kotugres dalam bentuk video tutorial sehingga lebih mudah dipelajari ulang.
Pelatihan awal tersebut diikuti oleh enam anggota Kotugres yang memang memiliki minat di bidang fashion design dan bisnis mode. Adapun jumlah anggota Kotugres seluruhnya sebanyak 26 orang. Beberapa di antaranya memiliki minat berusaha di bidang kuliner.
Rosi, salah satu anggota Kotugres yang ikut pelatihan dengan ESMOD mengaku pengalaman diskusi daring adalah yang pertama dijalaninya. “Saya bersemangat ingin belajar pola, punya merek baju sendiri,” ujarnya menggunakan isyarat.
Didampingi kedua orang tuanya, Alfa, anggota lainnya mengaku ingin meningkatkan keahlian di bidang fashion. Saat ini, kata Alfa menggunakan bahasa isyarat, dirinya sudah mampu memproduksi baju kemeja hingga celana. Namun, dirinya ingin belajar lebih jauh tentang membuat jas yang baik. “Ingin buat jas,” tuturnya.
Kepala UPT RC Gresik Innik Hikmatin, selaku Pembina Kotugres mengaku bersyukur pelatihan daring tersebut bisa berjalan baik. “Kami terus berusaha menggali potensi perserta yang ada. Ini merupakan transisi dari UPT RC Gresik untuk penyiapan bekal kemandirian para penyandang difabel tuli,” harapnya.
Selain mengikuti pelatihan melalui daring dan modul video tutorial, ke depan Kotugres juga akan mendapatkan beberapa pelatihan tatap muka dengan ahli dari ESMOD Jakarta. Tentunya, tetap dengan menerapkan protokol pencegahan COVID-19.
Manager Communication Relations & CSR Pertagas, Zainal Abidin sangat bangga bahwa pihaknya bersama dengan ESMOD Jakarta bersama Kotugres telah merumuskan modul pelatihan yang bisa menjadi cara baru di masa kenormalan baru. “Bahkan ke depan, tidak menutup kemungkinan konsep ini bisa ditularkan ke kelompok difabel tuli lain yang ingin belajar fashion,” harapnya. *Pertagas/HM