Yogyakarta - Praktik-praktik kegiatan CSR yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, bukanlah hal mudah. CSR sebagai kegiatan yang dilaksanakan perusahaan dalam mengelola dampak dari aktivitasnya, harus dilaksanakan melalui mapping sosial. Tujuannya agar program yang dijalankan tepat sasaran, tepat program dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar daerah operasinya. Dengan memperhatikan hal tersebut, secara tidak langsung program CSR yang dijalankan sebuah perusahaan akan mendukung aktivitas bisnisnya.
Namun demikian pelaksanaannya harus comply dan termonitor dengan baik, agar tidak terjadi kriminalisasi CSR yang sekarang mulai muncul dalam wacana publik.
Pengamat yayasan dan filantropi Timotheus Lesmana mengungkapkan hal tersebut dalam rakor CSR Pertamina yang diikuti Humas dan pelaksana CSR Pertamina di Unit Operasi, Bisnis dan Anak Perusahaan.
“Apapun yang kita berikan sebagai bentuk program CSR harus tercatat dan termonitor dengan baik. Apalagi jika melibatkan pihak ketiga haruslah memilih rekanan yang berbadan hukum dan jelas,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Corporate Secretary Pertamina Wisnuntoro, yang meminta para pelaku CSR di lapangan untuk memperhatikan program-program yang melibatkan pihak ke tiga agar dilaksanakan secara comply. “Dengan keterbatasan tim yang ada, jika memang diperlukan kerja sama pastikan dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip GCG,” jelasnya.
Rakor CSR Pertamina yang mengambil tema One Pertamina One CSR berlangsung di Yogyakarta selama 3 hari dari 10-11 September 2015.
Berbagai topik yang mendorong pengelolaan CSR yang unggul disamapaikan para pemateri dari berbagai bidang. Baik dari sisi hukum, pengelolaan komunikasi program CSR hingga sharing succes story program CSR yang sudah diterapkan di daerah operasi Pertamina.
“Kami berharap dengan sharing ini bisa menemukan program-program unggulan CSR yang bisa diduplikasi dan dilakukan di daerah operasi lainnya dengan tetap fokus pada program unggulan kita yakni Desa Binaan, Pertamina Sehati, Pendidikan dan Keanekeragaman Hayati,” jelas Manager CSR Agus Mashud.
“Materinya sangat menginspirasi dan menambah pengetahuan kami. Terutama sharing pengetahuan dari pakar-pakar CSR dan komunikasi, serta paparan keberhasilan program CSR dari rekan-rekan lainnya,” ujar Felicia Iriani dari PEP Cepu.
Kegiatan Rakor ditutup dengan kunjungan lapangan penerapan program CSR Desa Binaan di Nglanggeran serta Terminal BBM Rewulu.•DSU