PALEMBANG - Judul di atas tentunya tidak berlebihan bila sekarang kita berkunjung ke kantor Refinery Unit (RU) III Plaju. Di lahan seluas sekitar 10 hektare di belakang kantor RU III tersebut sekarang menjadi tempat yang sangat teduh, indah dengan berbagai tanaman buah. Kupu-kupu yang terbang kian kemari tak ubahnya seperti berada di taman bunga. Di tempat ini menjadi pusat pembuatan pupuk organik.Tak ada yang menyangka, enam tahun yang lalu, tempat ini merupakan tumpukan sampah yang menggunung karena merupakan Tempat Pembuangan Akhir. Setiap hari, lebih dari 20 truk sampah yang berasal dari sampah komplek Pertamina Plaju, Bagus Kuning maupun Sungai Gerong ditimbun sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Sampah yang menggunung itulah yang mengusik hati seorang pria bernama Yusuf. Saat itu dia sedang mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Pertamina yang memang sedang mencari solusi untuk mengatasi sampah di lingkungan Pertamina. Yusuf akhirnya memberanikan diri mengajukan proposal untuk menjadi mitra binaan Pertamina, khusus untuk pengolahan sampah organik. Hal tersebut disambut baik oleh Pertamina. Melalui program CSR-nya, Pertamina membangun sebuah pondokan untuk mengelola daur ulang sampah yang disebut dengan Patraganik. Selain itu, Pertamina juga memberikan bantuan mesin pencacah rumput, pencacah plastik dan mesin pencuci plastik. Sampah organik yang diolah menjadi pupuk organik dan dipasarkan ke daerah Palembang, Prabumulih, Banyuasin, serta kota lainnya.
Selain pupuk organik, Patraganik juga membuat persemaian dan penanaman aneka pohon sebagai aplikasi dari percontohan pupuk organik. Sehingga di lahan tersebut terdapat banyak jenis tanaman buah yang pada akhirnya menjadi sumber penghasilan tersendiri.
“Kami sangat senang dengan kondisi sekarang.Akhirnya kami tidak lagi mencium bau sampah yang menyengat, dan bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dengan pupuk organik yang dihasilkan. Buah yang dihasilkan dari tanaman dengan menggunakan pupuk yang kami hasilkan sendiri ini merupakan berkah tersendiri bagi kami dan masyarakat disini,” kata Yusuf. Ia pun sangat berterima kasih kepada Pertamina atas bantuan yang diberikan dalam mendukung Patraganik.
Selain mengolah sampah menjadi pupuk organik, Patraganik juga mengelola penangkaran kupu kupu langka dan penangkaran burung. Tak heran, Patraganik menjadi tujuan mahasiswa dari berbagai Universitas baik di Palembang maupun luar Palembang untuk penelitian.
“Kita berharap lokasi ini menjadi sarana edukasi bagaimana mengolah sampah, membuat pupuk organik dan bertani. Atau bisa disebut sebagai taman edukasi dan pendidikan,” jelasnya.
Sementara Area Manager Communication & Relations Pertamina Sumbagsel Makhasin mengatakan, Pertamina melalui CSR memberikan dukungan penuh atas kegiatan Patraganik sehingga masyarakat di daerah Talang Putri Plaju Palembang kini dapat menikmati hasilnya.
“Pertamina bersama masyarakat terus berusaha memberikan yang terbaik, sehingga apa yang dihasilkan Patraganik, adalah hasil dari masyarakat untuk masyarakat,” tukasnya.
Patrganik merupakan satu dari sekian banyak program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi Pertamina serta menjadi bukti kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.•KUN