Indramayu - Kawasan Ekowisata Mangrove Karangsong berhasil menarik perhatian banyak masyarakat. Hal ini dibuktikan dari catatan kunjungan saat libur lebaran 2016 lalu. Menurut hasil laporan kelompok pengurus, tercatat 15 ribu orang lebih mengunjungi mangrove yang telah diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup pada 14 Juni 2015 lalu itu. Melihat tingginya animo wisatawan dari berbagai daerah baik dari Indramayu maupun luar Indramayu, Pertamina merasa perlu untuk meningkatkan aspek pariwisata Ekowisata Mangrove. Salah satunya dari unsur pemandu wisata. Untuk itu, RU VI Balongan mengadakan Pelatihan Tour Guide dalam rangka pengembangan Ekowisata Mangrove Tahap II.
Pelatihan Tour Guide ini digelar dari 25-29 Juli 2016 di Wisma Patra Indah, dengan diikuti 10 peserta yang sebelumnya sudah melalui tahap seleksi. Peserta merupakan perwakilan dari Karang Taruna Bina Karya, Kelompok Jaka Kencana, Pantai Lestari dan Pantai Mutiara Hijau.
Materi yang diberikan mengenai tour guide baik teori maupun praktik ini diinisiasi oleh RU VI bekerja sama dengan HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Jawa Barat dengan menghadirkan pemateri dari Dinas Pariwisata, Badan Geologi Bandung, PMI Kabupaten Indramayu, ASITA Jabar, STP Bandung, dan Pelaku seni budaya Indramayu. Pelatihan dikemas secara interaktif dan atraktif sehingga antusiasme peserta terbangun selama materi berlangsung.
Dengan diadakannya pelatihan tour guide ini, diharapkan dapat melahirkan pramuwisata Indramayu yang andal dan profesional seperti yang dikatakan oleh Supriatna Amieputra selaku pengurus utama HPI Jabar.
“Pramuwisata Indramayu harus bisa sejajar dengan pramuwisata di Bali. Semoga Indramayu bisa membuat kantor cabang HPI seperti Cirebon, Sumedang, dan Bandung,” ujar Amie.
Ia juga berharap setelah diadakan pelatihan ini, pengunjung yang datang ke Ekowisata Mangrove bukan hanya membawa kenangan atau foto saja, tetapi juga membawa ilmu dan pengetahuan mengenai mangrove, flora dan fauna yang tinggal disana, serta manfaat dari tanaman bakau itu sendiri. Lebih dari itu, dengan adanya keterlibatan masyarakat Karangsong dan Pabean Udik dalam pengelolaan pariwisata, mampu mendorong pesona Ekowisata Mangrove yang efeknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar, yakni peningkatan ekonomi dan kesejahteraan kelompok.
Pemateri dalam Kesenian Budaya Indramayu, Sadewo menambahkan, Pertamina dalam program CSR-nya sudah menopang dan membuktikan diri bahwa sebagai perusahaan besar di Indramayu, sangat peduli terhadap kebudayaan.
“Semoga dengan pelatihan ini Ekowisata Mangrove ke depannya memiliki daya saing dan calon pramuwisata Indramayu mampu menjadi sosok pramuwisata di daerah yang mampu melayani wisatawan dengan baik,” tambahnya.
Kerja sama dengan Disporabudpar juga perlu terus ditingkatkan agar wisata di Indramayu, tidak hanya mangrove, tetapi kesenian dan tradisi, adat istiadat, serta warisan budaya menjadi kekuatan untuk memajukan Indramayu.
Salah seorang peserta pelatihan, Darmin, menyatakan ia sudah mendapatkan banyak materi baik dari pembuatan paket wisata, pelayanan untuk wisatawan sampai safety first untuk wisatawan. Dia juga menginginkan tempat pariwisata Indramayu tidak lagi tertinggal dengan daerah lain serta masyarakat lebih menjaga ekosistem mangrove dari pencemaran lingkungan.• RU VI