BANDUNG - Lewat produk growing kit, Soul Plant menabur mimpi akan lestarinya lingkungan di masa depan. Dua bulan dan lima hari untuk selamanya.
Apa yang dilakukan oleh delapan mahasiswa usia belasan tahun ini terbilang cerdas. Lewat produk mainan berupa media tanam untuk anak, mereka mencoba membaurkan dua hal, partisipatif dan bisnis.
Lewat Soul Plant, para muda-mudi membidik peluang bisnis yang juga partisipatif di tengah kondisi masyarakat yang cenderung acuh tak acuh terhadap lingkungan. Lewat produknya, mereka bergerilya membidik mindset anak-anak kecil untuk gemar menanam, sekaligus merawat dan merasa memilikinya.
“Tadinya saya ingin membangkitkan jiwa peduli lingkungan kepada orang secara general. Pas kita konsultasi lagi ke temanteman dan dosen, akhirnya tercetus ide, kenapa nggak spesifik buat anak-anak saja dan membungkusnya lewat karakter-karekter lucu,” tutur Tjiu Patrick (19), sang CEO Soul Plant.
Tim Soul Plant yang berdiri pada 4 September 2010, beranggotakan delapan mahasiswa semester 4, Jurusan Bisnis, termasuk Tjiu.
Tjiu memaparkan bahwa spirit kongsinya itu beranjak dari pandangan bahwa di zaman serba instan ini, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan kian minim. Melalui produknya, ia menyasar mental anak-anak khususnya di kelas menengah atas, usia 4-12 tahun, untuk mencintai ingkungannya.
Dengan mengandalkan modal awal Rp 25 juta, yang merupakan dana patungan dari masing-masing anggota, Soul Plant pun mulai menjalankan pelbagai risetnya. Mulai dari riset material, pasar hingga marketing. Produk pertamanya diberi nama “Sunny the Sunflower” dengan tren bunga matahari.
Bentuk produknya adalah growing kit atau perlatan menanam, yang dilengkapi dengan buku cerita. Dengan tagline “It’s Fun and Easy to Grow”, Soul Plant bertujuan untuk memberikan pengalaman yang asyik dan mudah dalam menanam berbagai jenis tumbuhan.
The Sunny dikemas dalam kotak dengan desain atraktif, dan sangat sederhana untuk digunakan oleh para splanter (panggilan untuk anak-anak konsumen Soul Plant). Jika dibuka, isinya terdiri dari tiga materi pokok, yakni growing kids (seperangkat alat menanam) yang terdiri dari pot, starting soil, seeds (jenis bibit sesuai dengan edisi produk), dan growing equitment (sprade dan sprayer).
Kedua yaitu, story book, yang berisi moral dari karakter-karakter tumbuhantumbuhan yang ditanam, di dalamnya terdapat akte kelahiran tanaman yang nanti diisi sang pemilik, instruksi penanaman, buklet cerita si tanaman, mini education games, dan stickers. Terakhir yakni Parent’s Card, atau buku petunjuk untuk orang tua yang berisi instruksi mendetail tentang cara menanam dan cara menyampaikan pesan moral dalam buku cerita.
Inilah yang menjadikan Soul Plant meraih juara pertama di ajang “Pertamina Eco-preneur”, sebuah ajang kompetisi pengusaha muda berbasis lingkungan yang didukung penuh oleh Pertamina, bekerja sama dengan International Student Energy Summit (ISES). Ajang ini merupakan katalis untuk young ecopreneur Indonesia, untuk bisa berkontribusi langsung terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dan energi di Indonesia.
Soul Plant, berhasil dengan menyisihkan 7finalis terpilih dari 86 peserta dari 26 perguruan tinggi se-Indonesia. Disamping berhasil mendapatkan hadiah sebesar Rp 20 juta, juga mendapatkan program kemitraan dengan Pertamina, serta akses cuma-cuma di program International Student Energy Summit (ISES) 2015, yang rencananya akan digelar di Bali.
“Kami merasa program ini sesuai dengan bisnis yang kami jalankan. Kenapa nggak kami coba, dan kami juga berharap semoga dapat dukungan dari Pertamina. Kami tidak menyangka bisa menang, padahal inovasi peserta lain tidak kalah keren, dan berani,” kata Ester, mewakili tim Soul Plant.•SAHRUL