BATAM – Tiga hari terakhir, suasana di Kelurahan Ngenang Kecamatan Nongsa lain dari biasanya. Di salah satu ruangan, ibu-ibu tampak antusias membuat makanan olahan dari ikan. Mulai dari menghaluskan ikan tenggiri dengan blender, dicampur tepung terigu dan bumbu penyedap rasa, dicetak bulat- bulat lalu di rebus, hingga menunggu beberapa saat kemudian diangkat dan ditiriskan. Bakso ikan pun siap dimasak lebih lanjut sesuai selera.
Setelah itu, mereka mulai mencampur ikan tenggiri halus dengan tepung terigu serta tepung kanji. Diberi bawang putih dan bawang bombay yang sudah di goreng kemudian diaduk hingga merata. Barulah olahan tersebut dikukus dalam dandang dengan api kecil. Setelah matang, diangkat dan dipotong dadu untuk di lumuri telor dan tepung, lalu digoreng. Jadilah nugget ikan.
Nurlina dan ibu-ibu lainnya tampak sumringah. Mereka senang sekali ketika diajarkan membuat bermacam produk olahan dari ikan melalui Program Pelatihan Kewirausahaan Perempuan Pesisir, selama 3 hari, 16 -18 Oktober 2017.
Program CSR PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) yang bekerja sama dengan Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP) sangat jeli memacu semangat ibu-ibu di pesisir Pulau Ngenang untuk terus berkreasi.
Nurlina mengaku, pada awalnya para ibu rumah tangga yang tinggal di pesisir Pulau Ngenang tidak menyadari kalau ikan yang mereka konsumsi sehari-hari bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan.
“Selama ini kami hanya mengetahui kalau ikan cuma bisa dimasak goreng atau bakar. Sekarang kami bisa membuat ikan dari hasil alam dijadikan bakso, krupuk maupun nugget,” ucap Nurlina.
Wanita muda ini sangat bersyukur bisa belajar membuat produk olahan ikan. “Alhamdulillah 3 hari mengikuti pelatihan ini kami sudah bisa menghasilkan makanan dari olahan ikan. Walaupun masih dalam tahap belajar, namun bagi kami ini sudah sangat membanggakan sekali. Kami bisa menghasilkan olahan ikan untuk keluarga di rumah dan akan terus berlatih agar produk olahan ikan ini bisa bersaing di pasaran,” ujarnya.
Nur Gunariaty yang memberikan pelatihan pun sangat terharu dengan semangat mereka membuat produk olahan ikan. Dengan sabar ia melatih dan mempraktikkan secara detil mulai dari memperkenalkan bahan pembuatan, perebusan hingga pengemasan.
“Ibu- ibu ini bersemangat sekali. Rasa senangnya tak terkira saat hasil olahan ikan mereka jadi sesuai dengan yang diharapkan dan bisa langsung dimakan. Ke depannya mereka bisa membuat olahan lainnnya untuk menyajikan makanan bergizi bagi keluarga. Semoga semangat mereka untuk bisa menjual hasil olahannya ke pasaran tercapai,” ujarnya.
Melalui program bimbingan teknis untuk perempuan pesisir ini, mereka dilatih menjadi sosok perempuan pesisir yang mandiri. Ini memberikan dampak ekonomi yang luas bagi masyarakat pesisir Pulau Ngenang Batam karena bisa dijadikan sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir khususnya kaum ibu-ibu yang awalnya hanya mengharapkan penghasilan dari suami yang berprofesi sebagai nelayan.*eka/ft. Adityo