GORONTALO UTARA, GORONTALO – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melalui Fuel Terminal Gorontalo menggelar kegiatan coastal clean up dan pelepasan tukik di Pantai Dunu, Kabupaten Gorontalo Utara.
Dengan mengusung tema beat plastic pollution, kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 relawan yang berasal dari berbagaibkalangan. Hadir dalam kesempatan itu, Fuel Terminal Manager Gorontalo, Kadek Dwi Ariyanto, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Gorontalo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gorontalo Utara, Ilyas M. Lagarusu, Kepala Seksi Badan Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara Wilayah II Gorontalo, Samsudin Haju, Kepala Desa Dunu, Indriawati Kulupani, serta masyarakat sekitar hingga anak-anak SDN 3 Monano.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan, kegiatan ini merupakan sinergi awal yang dibangun untuk menjaga lingkungan yang diharapkan dapat melestarikan alam dan keanekaragaman hayati.
Fahrougi menjelaskan, kegiatan ini diawali dengan kegiatan bersih-bersih pantai sepanjang 100 meter pada bibir pantai Danu. Pada kesempatan kali ini sampah yang terkumpul 123 kg sampah sebanyak 15 kantong yang terdiri dari plastik makanan, botol, batang kayu dan lain sebagainya.
Selain pembersihan area bibir pantai, sebanyak 65 ekor tukik penyu lekang dilepaskan ke habitat aslinya yang sebelumnya dilakukan konservasi oleh BKSDA Wilayah II Gorontalo. Penyu lekang (lepidochelys olivacea) merupakan satwa yang masuk dalam satwa sangat terancam punah (critically endangered) dan dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah (PP) nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.
“Pelepasan tukik juga menjadi salah satu kegiatan edukasi bagi masyarakat sekitar bahwa penyu sudah menjadi salah satu satwa yang dilindungi. Perburuan penyu dan telur penyu yang marak terjadi sekarang ini menjadi salah satu faktor turunnya populasi penyu hingga terancam punah," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gorontalo Utara, Ilyas M. Lagarusu mengatakan, kegiatan coastal clean up dan pelepasan tukik ini merupakan contoh penanggulangan 2 permasalahan besar lingkungan dari 10 permasalahan yang ada. “Sampah merupakan permasalahan lingkungan yang menduduki peringkat nomor 1 dari 10 permasalahan lingkungan yang ada. Hampir sekitar 40% permasalahan yang ada disebabkan oleh permasalahan sampah dan disusul oleh permasalahan lainnya,” kata Ilyas.
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Gorontalo BKSDA SULUT, Samsudin Haju. Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya dalam program pembangunan berkelanjutan untuk generasi masa datang. "Kegiatan ini sangat luar biasa, masyarakat dan anak-anak sekolah dasar ikut serta dalam kelangsungan acara ini. Mudah-mudahan acara ini dapat memberikan satu pesan edukasi agar Pantai Dunu tetap terjaga," harap Samsudin.
Ia pun menambahkan menjaga dan melestarikan habitat penyu di kawasan Pulau Mas Popaya Raja ini merupakan tanggung jawab bersama. "Harapannya kelak cucu kita dapat menjaga satwa penyu menjadi satwa yang lestari," ucapnya.
Terakhir, Fahrougi berharap kegiatan pelepasan tukik ini menjadi salah satu momentum baik dalam membangun sinergitas dan kolaborasi bersama BKSDA Sulawesi Selatan, khususnya dengan Seksi Konservasi Wilayah II Gorontalo. "Kami juga mengajak masyarakat untuk dapat selalu mencintai lingkungan beserta seluruh ekosistem yang ada di dalamnya agar hidup berkelanjutan dapat berjalan dengan baik dan selalu terjaga untuk masa depan bangsa,” pungkas Fahrougi.
Pentingnya menjaga alam merupakan wujud komitmen Pertamina untuk ikut serta melalui kegiatan ini dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu mendukung poin 14 menjaga ekosistem laut serta poin 15 menjaga ekosistem daratan.*SHC&T SULAWESI