CILACAP – Banyak jalan menuju Roma. Itulah yang dirasakan Kelompok Kampung Ekonomi Kreatif (Kemiren Asri) ketika berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui beragam program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Program Binaan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap ini bahkan berhasil mengirimkan makanan hasil produksi rumahan mereka hingga ke Hong Kong dan Malaysia.
Sebelum program ini berkembang dalam mengembangkan usaha makanan produksi rumahan dengan bahan dasar jamur, masyarakat Desa Kemiren Asri yang berada di Kelurahan Tegalkamulyan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah hidup ala kadarnya.
Menurut Ketua Pengurus Koperasi Asri Mandiri Rumdani Prapti Sumiwi pengembangan Kelompok Kemiren Asri melalui perjalanan yang panjang. Dalam perjalanan panjang itulah muncul semangat masyarakat yang ingin mandiri dan sejahtera.
“Alhamdulillah saat ini kelompok kegiatan Kemiren Asri terus melalukan inovasi. Tahun ini kami sudah memiliki Koperasi sebagai bagian dari penggerak ekonomi masyarakat. Di tengah teknologi yang terus maju, kami mencoba memaksimalkan kreativitas untuk membuat produk yang dapat dinikmati masyarakat melalui beragam olahan budidaya yang dikelola, seperti olahan jamur,” kata Rumdani, Rabu (23/10).
Rumdani mengtakan produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut memuaskan. Bahkan berkat jaringan pertemanan yang dia miliki, produk jamur krispi hasil olahan ibu-ibu Kelompok Kemiren Asri berhasil dijual hingga ke Hong Kong dan Malaysia.
“Dengan memanfaatkan koneksi yang dimiliki kita mencoba memasarkan produk kita secara online ke kota-kota besar di Indonesia, sudah hampir seluruh Indonesia. Dan saat ini pun produk kami sudah berhasil kami jual ke Hong Kong dan Malaysia,” ujarnya.
Tercatat, hingga saat ini Kemiren Asri dapat memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi. Rata-rata setiap kelompok kegiatan Kemiren Asri dapat menghasilkan omzet sekitar Rp 7.000.000 per bulan.
Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, kunci program Kemiren Asri hingga mampu menjadi desa mandiri yakni menerapkan sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai, dari mulai produksi hingga pemasaran yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini yang menjadikan masyarakat Tegalmulyan memiliki keunggulan kompetitif.
“Seperti dengan adanya Kelompok Budidaya Jamur yang memanfaatkan 180 Kg limbah Baglog per tahun, sekarang dengan pemanfaatan limbah tersebut bisa digunakan sebagai media untuk budidaya cacing sehingga kegiatan zero waste (tidak ada sisa terbuang) dapat 100% dimanfaatkan,” katanya.
Lebih lanjut Laode menjelaskan, proses sinergitas ini mampu menjawab permasalahan sosial dan ekonomi yang sebelumnya terjadi.
“Dengan adanya sinergitas, kami harap program Kemiren Asri ini mampu suistain dan berkembang, sehingga lebih banyak lagi manfaat yang berdampak positif bagi masyarakat,” kata Laode.*RU IV