BALIKPAPAN - Setiap orang memiliki kemungkinan mengalami kondisi kegawatdaruratan. Kondisi darurat bisa terjadi akibat penyakit, kecelakaan, keracunan, serangan bintang buas atau penyebab lainnya. Keadaan yang tidak terduga ini membutuhkan pertolongan pertama gawat darurat. Apalagi saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi di Indonesia tentu memerlukan perhatian khusus dan pemahaman mengenai pertolongan pertama jika terjadi gejala tidak terduga.
Terkait dengan hal tersebut, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan menyelenggarakan pelatihan pertolongan pertama kegawatdaruratan kepada para kader Posyandu Ria Manuntung 09, Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa, 23 November 2021. Pelatihan tersebut menghadirkan Pembimbing Fungsional Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dr. Halidina sebagai narasumber.
Kegiatan diawali dengan memberikan pemahaman umum mengenai prosedur isolasi mandiri pasien COVID-19. Selain itu, juga diberikan pengetahuan jenis-jenis keadaan gawat darurat yang terdiri dari serangan jantung dan henti jantung, cedera fisik akibat kecelakaan, kesulitan bernapas, stroke dan keracunan.
"Kesulitan bernafas, serangan jantung dan keracunan sering menghampiri para pasien covid-19 yang melakukan isolasi mandiri," kata dr. Halidina.
Kesulitan bernafas ini menurutnya disebabkan oleh kadar oksigen yang kurang di dalam darah yang sering menyerang pasien Covid-19 hingga tidak sadarkan diri. Kondisi ini disebut dengan Happy Hypoxia. Pulse oximeter dapat menjadi alat pendeteksi awal untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Jika pasien mengalami Happy Hypoxia akut hingga tidak sadarkan diri dibutuhkan bantuan hidup dasar.
"Pastikan sebelum memberikan bantuan hidup dasar kita harus memberikan pengamanan diri minimal menggunakan sarung tangan," jelasnya.
Para kader posyandu juga diajarkan cara mengecek respon korban, kemudian memanggil bantuan, lalu mengecek napas dan nadi kurang dari 10 detik. Jika tidak ada respon, dilakukan kompresi ke dada pasien untuk membantu sirkulasi pernapasannya. Kader Posyandu juga praktik langsung mengenai cara melakukan kompresi dada yang benar.
“Kegiatan preventif seperti ini sangat baik diberikan kepada kader posyandu pada pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri terkait COVID-19. Harapannya kegiatan ini dapat diperluas ke daerah lain agar dapat memberikan pemahaman penting kondisi kegawatdaruratan khususnya di masa pandemi,” ujar dr. Halidina.
Salah satu peserta Kader posyandu Ria Manuntung 09, Ratna menyampaikan manfaat dari pelatihan tersebut yaitu menambah pengetahuan mengenai pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kondisi kegawatdaruratan. “Harapannya dapat memberikan kepada teman-teman dan orang terdekat mengenai pengetahuan yang telah diberikan oleh Dinas Kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin menyampaikan, pelatihan tersebut diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang dimiliki kader.
"Kader Posyandu ini kami harapkan dapat menjadi penggerak sosial di masyarakat di bidang kesehatan untuk mengajak masyarakat memahami pengelolaan kesehatan yang benar serta peduli pada kebersihan lingkungan," tutupnya.*SHR&P KALIMANTAN