MAKASSAR – Tak banyak yang tahu bahwa Kota Makassar punya spesies burung endemik yang statusnya hampir punah. Burung tersebut adalah Burung Kacamata Makassar (Zosterops anomalus) , Burung Kacamata Sulawesi (Zosterops consobrinorum) dan burung kakak tua Sulawesi (Sulphurea sulphurea).
Darmawan Denassa, seorang pria kelahiran Jeneponto 34 tahun yang lalu, yang pertama kali menginisiasi pelestarian burung endemik tersebut. Dirinya mendirikan arboretum mini berisi tanaman pakan yang sekarang dinamakan Rumah Hijau Denassa (RHD).
Didirikan sejak tahun 2017, RHD telah dikunjungi peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, RHD juga menerima kunjungan siswa sekolah maupun masyarakat lain yang ingin belajar tentang konservasi. Pengunjung yang datang disyaratkan untuk menanam pohon di area RHD. "Kami menganut prinsip Konservasi, Edukasi dan Harmoni," tutur pria kelahiran tahun 1985.
Pada tahun 2018, Pertamina melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Hasanuddin Marketing Operation Region (MOR) VII membantu upaya RHD untuk melestarikan burung endemik tersebut. Program itupun dimulai dengan pembuatan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang Burung Kacamata Sulawesi dan Burung Kacamata Makassar dengan penanaman Pohon Sappang (Caesalpinia sappan L), Rao (Drankontamelon dao), dan Kapuk Randu (Ceiba pentadra) di lahan seluas 2,2 hektar.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali menjelaskan, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian kedua burung endemik tersebut adalah dengan melakukan penanaman tanaman pakannya. "Seperti yang dilakukan hari ini, Pertamina bersama RHD kembali melakukan penanaman awal bibit Pohon Sappang," jelasnya, pada Selasa, 22 September 2020.
Berdasarkan pendataan awal, di area konservasi, populasi Burung Kacamata Makassar hanya berkisar 3-4 pasang, sedangkan Burung Kacamata Sulawesi sekitar 20-25 pasang. Setelah upaya pelestarian dilakukan, populasi berkembang menjadi 5-7 pasang untuk Burung Kacamata Makassar dan 40 pasang untuk Burung Kacamata Sulawesi.
“Bersama Pertamina, upaya konservasi yang dilakukan RHD terus berkembang,” kata Laode.
Penanaman bibit Pohon Sappang ini dihadiri Aviation Manager Corporate Operation & Services VII Sandi Ali Rahman, Operation Head DPPU Hasanuddin Yudho Wibowo dan masyarakat Kecamatan Bontonompo. Selain penanaman bibit, Pertamina juga mengadakan Sosialisasi Awareness COVID-19 dan Program Kemitraan Pertamina.
Program tersebut telah diapresiasi beberapa pihak, terbukti mendapatkan dua kali Proper Hijau berturut-turut sejak tahun 2018 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Semoga program itu juga dapat menciptakan perubahan mindset masyarakat untuk lebih peduli terhadap kegiatan penyelamatan kekayaan hayati," pungkas Laode. *MOR VII/HM