BANJARMASIN - Seekor Bekantan jantan lincah melompat keluar dari kandang dan naik ke atas pohon terus menghilang di antara lebatnya daun rambai. Bekantan itu bernama Ben, salah satu bekantan yang berhasil diselamatkan dari kebakaran lahan di daerah sungai Retas Tapin. Setelah menjalani perawatan, Ben pun dikembalikan ke habitatnya di Pulau Bakut, Kabupaten Batola, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada (8/10).
Pelepasan Bekantan tersebut dihadiri oleh HSSE Manager Region VI I Made Dwi Dharma, Operation Head TBBM Banjarmasin Maryono, Sr . Spv. External Relation MOR VI Andar Titi Lestari, dan dari CSR Pertamina Korporat Ahmad Leman.
Bekantan atau Proboscis Monkey atau yang sering disebut kera Belanda merupakan primate endemic Kalimantan. Bekantan dikategorikan sebagai hewan langka dan dilindungi oleh UU No.5/1990 tentang konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya. Bekantan menjadi maskot kota Banjarmasin karena habitatnya memang berasal dari kota administratif tersebut.
Dalam rangka membantu pemerintah untuk melestarikan Bekantan, Pertamina bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) dan BKSDA Provinsi Kalimantan Selatan melakukan fokus wilayah konservasi di Pulau Bakut. Di area seluas 18,70 hektare tersebut merupakan daerah Ring I TBBM Banjarmasin milik Pertamina.
Dukungan yang diberikan Pertamina fokus pada tahap rescue atau penyelamatan dan tahap rehabilitasi. Dalam tahap penyelamatan, Pertamina memberikan bantuan kandang angkut rescue, keperluan peralatan bius, biaya sarana mobilitas dan transportasi rescue, biaya karantina, serta biaya pelepasliaran Bekantan. Sedangkan pada tahap rehabilitasi, Pertamina memberikan bantuan kandang karantina, kandang habituasi, program edukasi kepada masyarakat tentang Bekantan dan pelestarian lingkungan yang menjadi habitatnya.
“Dengan program ini diharapkan masyarakat dapat hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya. Kegiatan ini juga mengarah pada pemberdayaan masyarakat lokal tentang manfaat areal konservasi sehingga akan meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Andar Titi Lestari.
Ketua Yayasan SBI Amelia Rezki menyatakan saat ini sudah ada 325 ekor Bekantan di Pulau Kembang dan Pulau Bakut. “Semoga ke depannya akan lebih banyak lagi,” harap Amelia.
Sementara Kepala BKSDA, Lukito mengapresiasi peran serta Pertamina dalam upaya program konservasi Bekantan, dan berharap ke depan akan diikuti oleh BUMN yang lainnya.•Kuntoro