TUBAN - Untuk mendukung Program Pemberdayaan Masyarakat di sekitar lokasi Central Processing Area (CPA) Mudi, Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban, Pertamina melakukan ceremonial penanaman padi di Lahan Buffer Zone di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, bersama Muspika setempat, Senin (1/7/2019).
Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, Heri Aminanto, mengatakan, perusahaan akan mendukung sistem pertanian ini dan diharapkan mampu meningkatkan produksi padi bagi petani di sekitar Lapangan Mudi.
"Nantinya, akan memberikan pembinaan kepada para petani supaya dapat memberikan hasil yang berkelanjutan," tukasnya.
Pihaknya berharap, dengan penanaman padi yang memanfaatkan pupuk organik bisa membantu para petani menakan biaya produksi dan meningkatkan kerjasama antara perusahaan dengan masyarakat setempat.
Sementara HSSE Sukowati Field, Jason Purba, mengatakan, dengan memanfaatkan produk dari masyarakat berupa pupuk organik dari olahan kotoran ternak, ampas tahu yang dicampur dengan sulfur, diharapkan mampu meningkatkan produksi padi di sekitar kawasan industri migas Lapangan Mudi dan Lapangan Sukowati.
"Dengan pupuk ini, diharapkan biaya proses penanaman padi jauh lebih murah dan menguntungkan petani," ujarnya.
Sekretaris Camat Soko, Amiek Fadhori, mengapresiasi luar biasa atas kerjasama Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dengan petani setempat. Bahkan, berharap ada demplot di sekitar CPA untuk bisa menghasilkan produk unggulan Kecamatan Soko yaitu beras Pendho.
"Kami berharap, ada suatu demplot tersendiri sehingga bisa menghasilkan output berupa beras Pendho," imbuhnya.
Terpisah, Sudarmoko, mitra yang meneliti dan mengolah pupuk organik mengatakan, jika niat awalnya memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan pertanian dengan biaya produksi yang murah. Itulah sebabnya, Moko, sapaan akrabnya melakukan penelitian dengan membuat pupuk tersebut menggunakan campuran kotoran sapi, ampas tahu, dan sulfur.
"Kebetulan, rumah saya di Ledok Wetan, Bojonegoro, yang setiap harinya memproduksi tahu. Selain itu, juga banyak yang ternak sapi, dari situ saya berfikir cara mengolah bahan pupuk organik," kata insinyur pertanian ini.
Pupuk yang dinamakan Perdola ini, juga diharapkan membantu petani kecil agar dapat menekan biaya produksi yang sangat besar. Dari hasil percontohan lahan pertanian miliknya, 1 hektar lahan penggunaan pupuk Perdola ini hanya menghabiskan biaya sebesar Rp300.000. Dibandingkan menggunakan pupuk lainnya, 1 hektar petani harus merogoh kocek sebesar Rp1-2 juta.
"Selain bisa memanfaatkan kembali lahan kosong, juga bisa membantu petani menggunakan pupuk kimia yang harganya mahal," pungkasnya.*PEP