JAKARTA -- PT Pertamina EP melalui Asset I Rantau Field, tetap membuktikan komitmen tinggi untuk kegiatan pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati. Salah satu bukti keseriusan antara lain dengan diadakannya penandatanganan rencana Kerja Tahunan 2019 Kerja Sama Konservasi Tuntong Laut Dengan ke empat pihak yang diantaranya PT Pertamina EP, BKSDA Aceh, Pemda Aceh Tamiang dan YSLI (Yayasan Satu Citra Lestari Indonesia).
Hadir dalam kesempatan tersebut Asset 1 General Manager Rizal Risnul Wathan beserta tim management, Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, Dandim Aceh Tamiang Letkol Inf Deki Rayusyah Putra, S.Sos, Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, S. Hut, M. Si, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Tamiang Safuan.
Tuntong laut (Batagur borneoensis) adalah salah satu dari 331 spesies kura-kura air tawar dan darat yang hidup di dunia saat ini. Kura-kura ini merupakan salah satu dari 32 spesies (native dan non native) kura-kura air tawar dan darat yang ada di Indonesia. Spesies tersebut menurut catatan sejarah, tersebar di Pulau Kalimantan bagian barat dan pantai timur Sumatra meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Jambi.
General Manager PT Pertamina EP Asset 1 Rizal Risnul Wathan, dalam sambutannya menjelaskan bahwa keberhasilan program konservasi tuntong laut yang telah dijalankan sejak tahun 2013 lalu, merupakan wujud keberhasilan sinergi lintas instansi dan masyarakat.
Sejak tahun 2014 hingga sekarang, PT Pertamina EP dan YSLI telah berhasil melepasliarkan anakan Tuntong Laut (Tukik) sebanyak 1.637 dan saat ini sudah mulai dibentuk Kawasan Ekowisata dan Rumah Informasi Tuntong (RIT).
"Pada kesempatan ini kita perlu berbangga karena saat ini kita semua masih memiliki rasa kepedulian terhadap tuntong laut yang sedang terancam kelestariannya," ujar Rizal.
Di samping itu Bupati Aceh Tamiang, H. Mursil juga mengapresiasi atas semua pihak yang berperan terhadap kelestarian tuntong laut. "ini penting untuk dilakukan agar salah satu keaanekaragaman hayati nasional dan daerah Aceh Tamiang ini dapat berperan menjaga keseimbangan ekosistem perairan hutan bakau yang kelak akan dinikmati oleh generasi lanjutan" ujar H.Mursil.*PEP