JAYAPURA – Pertamina bekerja sama dengan Tim KKN PPM Universitas Gadjah Mada memberikan bantuan program bagi pemberdayaan masyarakat di Ohoi Selayar dan Ohoi Namar, Kecamatan Manyew, Kabupaten Maluku Tenggara.
Terdapat beberapa program yang menjadi perhatian khusus, salah satunya adalah program-program di bidang Proklim (Program Kampung Iklim).
Proklim ini merupakan salah satu program yang dapat menjembatani multipihak dan multilevel dalam aksi nyata pengendalian perubahan iklim sampai di level tapak. Program Kampung Iklim ini secara langsung juga dapat mendorong pencapaian Nationaly Determined Contribution (NDC).
Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Papua Maluku, Edi Mangun mengatakan bantuan program ini bertujuan untuk memberikan inisiasi kepada masyarakt untuk berperan aktif dalam mendukung program-program yang digalakan oleh pemerintah setempat.
“Saya mengharap dengan adanya program edukasi dan pengenalan Proklim ini masyarakat dapat terbantu dan terlatih, khususnya dalam penguatan kapasitas untuk melakukan adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang terjadi saat ini,” jelasnya.
Mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim, dimana di dalamnya terkandung komponen utama, syarat pengusulan, penilaian dan kategori Proklim. Dalam peraturan menteri tersebut juga disinggung bahwa Proklim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa.
Disampaikan Edi, bahwa pihaknya ingin menjajaki dan berkolaborasi lebih lanjut agar program ini tidak terputus hanya disini saja. “Kami ingin meningkatkan kapasitas program ini agar harapannya di tahun depan dapat kita persiapkan bersama agar sejalan dengan program pemerintah.”
Kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tual sangat di butuhkan agar program di Ohoi Selayar dan Ohoi Namar ini dapat menjadi prioritas pembangunan dan dapat menjadi kampung percontohan Proklim di Kota Tual.
“Kemarin dengan Tim KKN PPM UGM kita sudah koordinasi di level kecamatan. Untuk di level kecamatan sudah siap dan selanjutnya tinggal kita berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Lingkungan Hidup kota Tual,” tambahnya.
Kegiatan yang sudah dilakukan dalam program ini antara lain berupa pelatihan, sosialisasi, dan edukasi bersama dengan KKN PPM UGM Manyew. Program-program yang dijalankan juga mengajak kerjasama dari pihak lain seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perikanan, BPBD, dan WWF.
“Beberapa hasil program tersebut antara lain adalah pembangunan TPS, pelatihan pemanfaatan briket arang, revitalisasi kawasan hutan adat, edukasi pengolahan sampah berbasis komunitas, pembuatan pojok baca Proklim di taman baca, 1000 buku peduli iklim untuk Manyeuw, pembuatan peta lapisan tanah, pemetaan wilayah rawan bencana, inovasi pengolahan komoditas pertanian, gerakan budidaya TOGA, pemasangan panel surya, dan lain sebagainya,” ujar Edi.
Semoga dukungan dari semua pihak dapat terlaksana dengan baik, agar harapannya program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan (sustainable). *MOR VIII