BANDUNG – Dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan literasi generasi muda, Pertamina melalui Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat bekerja sama dengan Balai Pustaka memberikan bantuan perangkat multimedia kepada Pondok Pesantren Miftahul Falah Ash Shiddiqie, yang berada di sekitar wilayah operasi Pertamina di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Dengan adanya perangkat multimedia, baik Pertamina maupun Balai Pustaka berharap para santri maupun guru dapat lebih mudah mengakses berbagai literatur untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar. Selain itu, dapat meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi para santri,” ujar Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan dalam release yang diterima Energia News pada 27 Mei 2021.
Eko menjelaskan, akses sumber literatur di pondok pesantren yang berlokasi di Kampung Rancasepat, Kecamatan Rancaekek Kulon ini masih sangat terbatas. Selain karena ketersediaan buku bacaan maupun buku pelajaran yang minim, para santri masih belum memiliki buku-buku pelajaran karena keterbatasan ekonomi.
Bantuan perangkat multimedia tersebut terdiri dari laptop, printer, stabilizer, proyektor beserta layar, wireless router untuk jaringan internet wifi, perangkat komputer, papan akrilik, dan spanduk materi edukatif sebagai informasi berupa petunjuk untuk dapat mengakses berbagai sumber literatur di perpustakaan digital bagi 70 orang santri di pondok pesantren tersebut.
Setelah menerima bantuan tersebut, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Falah Ash Shiddiqie Ustad Dadun Abdul Qohar mengucapkan terima kasih atas bantuan pendidikan yang diberikan Pertamina dan Balai Pustaka.
“Atas nama pribadi dan pimpinan Pesantren Miftahul falah Ash Shiddiqie, mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas kepercayaan Pertamina yang telah memberikan bantuan perangkat multimedia. Dengan adanya perpustakaan digital yang di dalamnya memuat pelajaran SD, SMP, SMA lengkap kurikulum 2013, sangat membantu para santri kami yang kebanyakan kesulitan membeli buku-buku pelajaran karena keterbatasan ekonomi,” tutur Ustad Dadun. *MOR III/IN