KARIMUN JAWA – Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV melakukan pengembangan wisata taman laut terumbu karang di kepulauan Karimun Jawa seluas 180 meter persegi menggunakan metode biorock. Metode yang ditemukan oleh Prof. Wolf Hilbertz dan Dr. Thomas J. Goreau ini menggunakan tegangan listrik berdaya rendah yang dialirkan melalui struktur-struktur di bawah laut dari bahan logam. Dengan metode biorock ini, pertumbuhan terumbu karang dapat dipercepat dua hingga enam kali dari pertumbuhan alaminya.
Program konservasi terumbu karang dengan metode “biorock” ini terdapat di area Tanjung Gelam bagian luar. Lokasi tersebut memiliki ancaman kerusakan ekosistem yang cukup besar, baik disebabkan oleh faktor alam maupun manusia. Program pelestarian terumbu karang dengan metode biorock ini dimulai sejak tahun 2016 dan berjalan hingga sampai saat ini. Selain mempercepat masa tumbuh terumbu karang, salah satu keunggulan dari metode biorock adalah daya tahannya terhadap tekanan lingkungan.
Menurut Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR IV, Andar Titi Lestari, Pertamina bersama HDI Foundation telah mengembangkan taman laut di Karimun Jawa dengan metode ini semenjak tahun 2016. Bahkan, taman bawah laut ini, sudah terlihat dapat menyediakan ekosistem baru yang dapat menjaga keseimbangan serta meningkatkan keanekaragaman hayati.
“Selama tiga tahun tersebut, pertumbuhan terumbu karang meningkat cukup cepat dengan persentase kelangsungan perkembangan hingga 90%, bahkan ada terumbu karang yang tumbuh hingga mencapai dua meter. Selain itu, kami melihat pertumbuhan biota laut di lokasi biorock Pertamina pun telah bertambah," ujar Andar.
Program CSR Pertamina membantu pengembangan dan peningkatan pariwisata di Karimun Jawa. Selain membantu pengembangan taman laut, tahun lalu Pertamina juga memperingati kegiatan world clean up day di Pantai Nyampung Ragas yang dihadiri oleh Bupati Jepara. “Pertamina juga telah menyediakan program BBM satu harga di Kepulaua Karimun Jawa yang saat ini telah beroperasi dan diharapkan mampu menopang kebutuhan energi disana," ungkap Andar.*MOR IV