ACEH – Indonesia memang dikenal akan produksi kopinya, terutama di wilayah Aceh. Sayangnya, menurut data dari International Coffee Organisation pada tahun 2019, Indonesia hanya mampu memproduksi 12 juta kopi per tahun dan menduduki posisi keempat. Hal itu masih kalah dengan Vietnam yang mampu memproduksi 28 juta kopi per tahunnya dan bertengger di posisi kedua.
Pada tahun 2020 ini, Indonesia bertekad untuk menggeser posisi Vietnam. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, peningkatan produksi kopi menjadi salah satu program ekonomi nasional.
Mendukung cita-cita Pemerintah tersebut, PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) I memberikan pelatihan kopi untuk mitra binaan Pertamina wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Tidak hanya pelatihan, namun para petani ini juga diberikan bibit Unggul kopi yang telah bersertifikat.
“Melihat potensi kopi di Indonesia yang besar untuk dikembangkan, Pertamina MOR I memberikan pelatihan untuk 46 petani kopi yang menjadi mitra binaan Pertamina. Kegiatan pelatihan ini pun akan dilaksanakan selama 22 minggu,” ujar Roby Hervindo, Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR I, pada Jumat, 18 September 2020.
Roby menambahkan, 46 petani kopi ini sudah menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2019. Pinjaman yang diberikan Pertamina MOR I adalah sebanyak Rp1,92 miliar.
Pelatihan terdiri dari tiga tahap. Pertama, tahap assessment yang dibagi menjadi analisis tanah dan tanaman, analisis kualitas biji kopi, analisis hama tanaman, sosialisasi rekomendasi, serta pengadaan bibit unggul bersertifikat. Kedua, tahap pelatihan merupakan tahap pembelajaran bagaimana menanam dan budidaya tanaman kopi yang baik dan benar.
Ketiga, tahap penanaman pendampingan, monitoring, serta finishing. Tahap ini meliputi tahapan untuk penanaman bibit unggul dan pemantauan serta pengawasan kondisi tanaman hingga pasca proses penanaman.
“Pengembangan kapasitas ini sebagai bagian upaya Pertamina mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terutama di tengah situasi pandemi. Harapan Pertamina dengan bantuan ini dapat mengembangkan petani ini sehingga membantu Indonesia terhindar dari resesi. Untuk pelatihan kopi ini, Pertamina menggelontorkan sebanyak lebih dari Rp139 juta,” kata Roby.
Salah satu petani kopi yang mengikuti pelatihan, Rohmah, mengungkapkan, sebelum adanya pelatihan petani kopi di wilayah Bener Meriah memiliki kendala tidak mengetahui cara menanam yang benar. Syukurnya, dengan adanya program itu para petani diajarkan metode menanam yang baik.
“Pemberian bibit unggul dari Pertamina diharapkan dapat meningkatkan kualitas kopi kami, sehingga semakin diminati oleh masyarakat Indonesia,” tutur Rohmah.
Berdasarkan fakta di lapangan tersebut, Pertamina berinisiatif untuk meningkatkan kapasitas petani kopi Bener Meriah dengan memberikan bibit unggul bersertifikat jenis arabica dengan varietas gayo 2. Varietas Gayo 2 sendiri juga merupakan vaarietas yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian Repulik Indonesia sebagai varietas unggul sesuai keputusan mentri Pertanian nomor: 3999/Kpts/SR/.120/12/2010. *MOR I/HM