KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR - Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mendukung penyediaan akses listrik berbasis energi baru dan terbarukan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasinya. PHM menjalankan dua program CSR unggulan berbasis penggunaan tenaga surya, yakni Program Kembang Bersinar di Kelurahan Muara Kembang dan Berbagi Energi Terbarukan (BEST) di Desa Tani Baru.
Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia Regional Kalimantan yang membawahi PHM, Dony Indrawan menjelaskan, perusahaan berkomitmen untuk memberikan akses terhadap listrik dan penerangan bagi wilayah-wilayah pesisir Delta Mahakam yang memiliki keterbatasan akses untuk dijangkau.
“Pemanfaatan solar home system pada Program Kembang Bersinar dan BEST telah berhasil menurunkan biaya pembelian solar untuk genset oleh masyarakat sebesar lebih dari Rp700 juta per tahun dan mereduksi emisi karbon hingga mencapai 375,61 ton CO2eq per tahun,” ujar Dony.
Program ini juga memberikan dampak terukur dalam aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan well being bagi masyarakat. Kedua program berhasil memberikan penerangan untuk rumah-rumah masyarakat dan fasilitas umum, seperti sarana ibadah, balai pertemuan masyarakat, fasilitas kesehatan, dan sekolah di desa-desa pesisir Delta Mahakam.
Salah satunya SDN 014 Anggana Desa Tani Baru yang hanya bisa ditempuh dengan menyusuri sungai menggunakan kapal atau perahu. Di sekolah ini, PHM menjalankan Program Sekolah Rawa Hutan yang berupa program peningkatan kualitas akses dan fasilitas pendidikan, pengembangan edupreneurship, pelestarian lingkungan dan pengembangan energi terbarukan berupa akses listrik tenaga surya.
Tahun lalu pada program Sekolah Rawa Hutan ini, PHM menambah akses listrik dengan memasang instalansi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 2,2 kW. Pemasangan panel surya ini merupakan kelanjutan dari penyediaan solar home system yang sebelumnya telah dipasang di sekolah. Dengan pemasangan PLTS, diharapkan dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan listrik yang ada di sekolah baik untuk penerangan maupun penggunaan listrik pada saat kegiatan belajar mengajar.
“Selain menghasilkan energi listrik yang mencapai 3.043 kWh per tahun, mampu mendukung penurunan emisi karbon sebesar 2.860 kg CO2 per tahun,” jelas Dony.
Kepala Sekolah SDN 014 Anggana, Sumargoto menyatakan, akses listrik yang memadai akan membantu peningkatan kehidupan masyarakat termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. “Dengan penambahan instalasi listrik ini, kebutuhan listrik sekolah saat ini telah benar-benar tercukupi. Kami bisa berkegiatan penuh di siang hari dengan menggunakan perangkat komputer ataupun laptop, serta malam hari untuk belajar,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim menuturkan, upaya ini sejalan dengan rencana transisi energi dan aspirasi Pertamina untuk mengembangkan Desa Energi Berdikari terutama melalui program pengembangan energi baru terbarukan (EBT). "Penyediaan akses listrik tenaga surya oleh PHM dan anak perusahaan PHI lainnya ditujukan untuk menjembatani kesenjangan akses listrik yang dihadapi masyarakat terutama di wilayah operasi perusahaan di Kalimantan,” ujar Chalid.
Pemanfaatan EBT dengan penyediaan listrik tenaga surya dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 7, serta dari aspek lingkungan, program juga berkontribusi pada SDGs 13 dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemanfaatan EBT di sekolah turut mendukung SDGs 4, yakni Pendidikan Berkualitas.*SHU-PHM