JAKARTA – Penelitian Tim Universitas Tadaluko (Untad) tentang biohidrogen sebagai salah satu jenis energi baru terbarukan masa depan pengganti bahan bakar fosil berhasil menjuarai Pertamina Olimpiade Sains 2016 untuk kategori Proyek Sains. Tim yang diketuai Faris Muhammad Gazali (jurusan Biologi, FMIPA, 2014), dengan anggotanya Ryan Hankey Ranonto (Fisika, FMIPA, 2014) dan Yogi Adam P. (Agroteknologi, Fakultas Pertanian, 2014), berhasil menggungguli 17 finalis nasional lainnya yang berasal dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia. Inovasi ketiga mahasiswa tersebut berupa produksi biohidrogen dengan mengggunakan bakteri thermofilik yang diisolasi dari mata ari panas di Desa Bora, Sulawesi Tengah.
Sementara melalui penjurian yang tak kalah ketat, para mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mendominasi pemenang kategori Teori untuk bidang Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Adapun Juara 1 pada masing-masing kategori adalah Shinta Rahmayani A. dari Universitas Indonesia (Matematika), Trendy Prima Wijaya dari Institut Teknologi Bandung (Fisika), Maulinda Kusumawardani dari Institut Teknologi Bandung (Kimia) dan Hazrina Tyas Nussa dari Universitas Indonesia (Biologi).
Nama-nama pemenang diumumkan pada acara puncak Anugerah Penghargaan Juara Pertamina Olimpiade Sains 2016 di Gedung Wanita Patra, Jakarta, pada (24/11). Penganugerahan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti Prof. Sutrisna Wibawa, VP CSR & SMEPP Pertamina Kuswandi, Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia Dr. Arman Nefy, Wakil Dekan Bidang II Fakultas MIPA UI Dr. Rokmatuloh, M.Eng, dan Ketua Pelaksana Pertamina Olimpiade Sains 2016 Dr. rer.nat. Yasman M.Sc.. Tidak ketinggalan Prof. Sunardji, yang merupakan salah satu penggagas Pertamina Olimpiade Sains, yang sebelumnya bernama Olimpiade Sains Nasional (OSN).
VP CSR & SMEPP Pertamina Kuswandi berharap agar hasil dari para pemenang, terutama dari kategori Proyek Sains, bisa diterapkan. “Kita akan coba bagaimana proyek mereka bisa sampai ke produk. Kami akui, sekarang mereka sudah berusaha, dan itu sangat baik,” kata Kuswandi.
Ditegaskan oleh Kuswandi, Pertamina Olimpiade Sains 2016 ini merupakan wujud dari komitmen Pertamina untuk membangun masyarakat, terutama para penerus bangsa yang diharapkan bias menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
Pertamina Olimpiade Sains 2016 yang terselenggara atas kerja sama Pertamina dengan Universitas Indonesia ini memiliki tema Mencetak Generasi Cerdas Bangun Peradaban Bangsa. Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina memiliki kepedulian yang tinggi untuk turut membantu civitas akademika nasional dan melahirkan ahli-ahli sains baru yang kompeten dan andal.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyampaikan apresiasinya kepada para pemenang dan berharap hasil proyek sains para pemenang menjadi investasi pengembangan energi baru dan terbarukan. “Kami berharap inovasi teknologi yang dihasilkan dapat dikembangkan dan bahkan diterapkan untuk pengembangan bisnis energi nasional, khususnya di Pertamina pada saat ini dan di masa mendatang.”
Pertamina Olimpiade Sains 2016 juga melombakan dua kategori, kategori Teori dan kategori Proyek Sains. Setelah melakukan penyeleksian hingga 11.000 peserta di kategori Teori, akhirnya terpilih 44 peserta yang bisa masuk ke babak final. Sedangkan di kategori Proyek Sains, ada 18 tim peserta yang masuk final dari 250 lebih tim Proyek Sains yang mendaftar.
Pada kategori Teori, ada 4 juara (Juara 1, 2, 3, dan Harapan) di masing-masing bidang, yaitu Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika. Sedangkan di kategori Proyek Sains, selain gelar Juara 1, 2, 3, ada 5 penghargaan Honorable Mention. Para juara tersebut telah melalui ujian seleksi di tingkat provinsi dan nasional. Yang berbeda dan istimewa, pada penyelenggaraan tahun ini, untuk pertama kalinya Pertamina Olimpiade Sains 2016 memberlakukan tes seleksi daerah secara online menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) untuk kategori teori.
Wianda berharap Pertamina Olimpiade Sains ini mengalami peningkatan penyelenggaraan yang lebih baik, lebih strategis, tepat sasaran dan mampu memberi dampak lebih besar dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat. Pertamina Olimpiade Sains terbukti mampu menjadi program yang baik dan berpotensi besar memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di negeri ini. “Program ini merupakan wujud kontribusi Pertamina dalam mengembangkan kualitas SDM Indonesia dan memberikan harapan pada generasi muda untuk tetap optimis dan mengukir prestasi yang baik untuk diri sendiri, lingkungan sekitar bahkan bangsa dan negara,” pungkas Wianda.•Rilis/Urip