LOMBOK - Sarni (21) menjadi salah satu diantara ratusan korban gempa Lombok yang menempati posko pengungsian di Dusun Terengan, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa bumi berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang sebagian besar wilayah Lombok pada Minggu (5/8) malam, membuat ia dan keluarga untuk tinggal sementara di dalam tenda darurat.
Sedih, panik, ketakutan disertai trauma begitu mendalam sempat ia rasakan, terlebih saat di hari-hari pertama bumi berguncang daerah berjuluk Pulau Seribu Masjid ini. "Pertama kali kejadian (gempa) kami semua ketakutan. Apalagi anak saya, sampai nangis gemetar," ungkapnya lirih.
Beruntung, tak lama sanak keluarga yang tinggal tak berjauhan dengan tempat tinggalnya segera membantunya untuk segera di evakuasi ketempat yang lebih aman. Perjalanan menuju lokasi penampungan pertama pun diakuinya penuh perjuangan. Hal itu lantaran tempat tinggalnya yang berada di Pulau Gili Air, sehingga harus bergantian menunggu perahu yang digunakan untuk menyeberang.
"Awalnya kami berpikir tak perlu keluar dari Gili Air. Tapi karena takut ada tsunami abis gempa ini makanya kami ikut menyebrang dari Gili Air," sambungnya.
Dingin dan gelapnya malam semakin membuat dramatis malam evakuasi tersebut. Nasib baik pun berpihak pada ia dan keluarga, setelah tim evakuasi warga yang berasal dari Dusun Terengan membawanya ke posko pengungsian Pertamina yang berada di lokasi tersebut.
Di posko tersebut, Sarni dan keluarga memilih untuk menetap sambil menunggu kondisi aman dari terjadinya gempa susulan.
Ibu satu anak itu bersyukur Pertamina peduli dengan musibah gempa bumi yang terjadi di lombok. Berbagai bantuan pun berdatangan, mulai dari bahan makanan, minuman, obat-obatan hingga fasilitas MCK yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi.
"Kami senang dengan adanya posko Pertamina ini. Alhamdulillah ini lebih dari cukup, mulai dari makanan, minuman, obat sampai kamar mandi pun ada," ujar Sarni.
Tak berbeda dengan Sarni, Rahman (45) pengungsi lain yang mendiami posko Pertamina Peduli mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada BUMN ini yang telah peduli terhadap masyarakat Lombok khususnya yang berada di Kabupaten Lombok Utara.
"Ini sudah terima kasih sekali. Kami bersyukur. Semua yang kami butuh, Insya Allah ada. Alhamdulillah, Allah masih sayang kami semua," aku Rahman.
Tak lupa, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai buruh serabutan ini pun mengharap doa kepada seluruh rakyat Indonesia agar seluruh penduduk Lombok kuat menghadapi musibah Gempa yang terjadi. "Doakan kami kuat. Insya Allah kami ikhlas," tutup Rahman.•SEPTIAN/ft TRISNO