INDRAMAYU, JAWA BARAT – Genap lima tahun sejak pertama kali diresmikan pada 2019, Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) terus melakukan pengembangan dan tetap menjadi salah satu landmark kebanggaan Kabupaten Indramayu.
Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi serta sebagai upaya revitalisasi hutan kayu putih di Indramayu. Taman ini pertama kali diinisiasikan oleh PT Polytama Propindo (Polytama) dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu.
Atas sinergi yang terbentuk antara Polytama dan Pemda Indramayu, hutan kayu putih tersebut berhasil disulap menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) multifungsi yang juga menjadi lokasi eduwisata. Melalui fungsi konservasinya, Taman Kehati menjadi rumah bagi puluhan flora dan fauna langka. Salah satu fauna favorit pengunjung ditaman tersebut, yaitu 16 rusa timorensis yang bertempat tinggal di Penangkaran Rusa Timorensis Taman Kehati.
Keseriusan Polytama dan Pemerintah Kabupaten Indramayu menggarap Taman Kehati tersebut mendapat pengakuan tingkat nasional, yaitu penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Penghargaan ini diberikan karena Kabupaten Indramayu berhasil menciptakan Replika Ekosistem Rawa Gelang Pertama di Indonesia melalui Taman Kehati Indramayu.
Andri Nugroho selaku GA & Community Development Manager menyatakan keunggulan Taman Kehati Indramayu. “Taman Kehati Indramayu tidak hanya unggul karena adanya satwa rusa, tetapi banyak bagian penting di Taman Kehati ini,” kata Andri.
Taman Kehati ini juga dilengkapi dengan taman bermain, jogging track, jembatan, hingga menara pantau. Selain dilengkapi berbagai fasilitas, Taman Kehati juga memiliki sistem pengolahan air bersih yang mampu mengolah air danau menjadi air bersih untuk kebutuhan di Taman Kehati untuk efisiensi penggunaan air, hidroponik nanti jadi pakan rusa, penyulingan minyak kayu putih sebagai sarana edukasi, serta kompos untuk mengolah kotoran rusa menjadi pupuk dan makanan lele.
Pjs. Bupati Indramayu, Dr. H. Dedi Taufik, M.Si mengatakan, kehadiran Taman Kehati Kayu Putih ini sangat luar biasa karena memadukan antara flora dan fauna. Selain berfungsi sebagai konservasi dan kelestarian lingkungan, Taman Kehati juga bisa dijadikan sebagai tempat edukasi dan rekreasi masyarakat.
Senada dengan hal tersebut, Dwinanto Kurniawan selaku Commercial & Support Director Polytama Propindo menyampaikan keberadaan program tersebut.
"Suatu sinergi yang sangat erat hingga saat ini, kami turut berbahagia bahwa Taman Kehati binaan Polytama dapat berkembang seperti sekarang ini,” kata Dwinanto.
Taman Kehati ini juga merupakan satu-satunya wetland (lahan basah) yang berada di Kabupaten Indramayu dan keberadaannya dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
"Ini sangat luar biasa, tadi saya naik ke menara pantau. Banyak sekali habitat burung yang ada di pohon kayu putih. Di atasnya pohon, di bawahnya danau dengan aneka ikan. Ada juga rusa Jawa yang dikembangbiakan di sini," kata Dedi Taufik ketika meninjau bersama Sekretaris Daerah Aep Surahman, Kamis, 17 Oktober 2014.*SHR&P POLYTAMA