Kekayaan alam Sumatera Utara memberikan berbagai kemungkinan kepada penduduknya untuk memanfaatkan hasil kekayaan tersebut dengan berbagai cara. Antara lain dengan usaha-usaha kerajinan. Sebut saja usaha kerajinan tangan menganyam purun. Purun adalah sejenis batang rumput-rumputan besar yang diolah sedemikian rupa, hingga dapat dianyam menjadi berbagai olahan anyaman.
Seperti yang digeluti pengrajin anyaman topi purun asal Langkat, Poniman. Sejak diberi kesempatan mengikuti pelatihan menganyam pada medio 2003 lalu ke Tasikmalaya, sebagai salah satu program kerja dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Langkat, Poniman pun mulai menekuni usaha penganyaman hingga kini.
Berlatar belakang sebagai penjahit, tentunya pelatihan yang diikuti tidaklah sesuatu yang baru bagi ayah lima anak ini. Karena teknis kerjanya masih berkaitan dengan pegangan lama, yakni mesin jahit. Dengan kesungguhan serta niat yang kuat, Poniman yang merupakan salah satu mitra binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I wilayah Sumatera Bagian Utara terus menjadikan usahanya sebagai peluang bisnis yang mendapat tempat di tengah masyarakat.
“Tanpa disadari, dunia menganyam ini sudah digeluti dalam empat belas tahun. Syukurnya pilihan saya tidak goyang untuk terus menekuninya walaupun banyak menemukan suka duka,” kata Poniman mengawali sejarah usaha yang digeluti.
Poniman yang dengan setia didampingi istri tercinta Sopiah, saat ditemui di lokasi usaha sekaligus tempat tinggal mereka Jalan Ahmad Yani No.31 Lingkungan I Desa Kwala Begumit, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menjelaskan prospek bisnis yang ditekuni saat ini bukan saja menjanjikan, namun lebih jauh membuka lapangan kerja bagi warga sekitar tempat dia berdomisili.
Menurutnya, saat ini usaha yang kendati tergolong kecil mampu memberdayakan enam warga setempat sebagai penganyam topi purun sebagai produk asli Kabupaten Langkat. Karenanya, dia bertekad geliat usaha ini terus berjalan dengan produksi lebih besar agar dapat membantu atau merekrut tenaga kerja lebih banyak. Terutama kaum ibu dalam mengisi waktu senggang setelah mengurusi rumah tangga.
Dikatakan Poniman, sokongan modal sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha. Saat ini, Poniman sering tidak dapat memenuhi semua orderanan. Dengan produksi 150 topi setiap hari, Poniman kewalahan meladeni permintaan tersebut. Padahal, pengorder topi semakin hari kian melebar tidak hanya dari Sumatera Utara, tapi juga luar Sumatera Utara seperti Riau, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan sebagainya.
Poniman mengatakan cukup senang dan sangat terbantu dengan adanya program kemitraan dari Pertamina. Sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina selaku perusahaan energi melakukan Partnership Program atau Program Kemitraan. Ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus memberikan efek berlipat ganda bagi kesejahteraan masyarakat.•MOR I