Angka kematian ibu melahirkan di Papua tergolong tinggi. Fakta lapangan mencatat hampir 50 persen ibu hamil di Tanah Mutiara Hitam, sebutan untuk Papua, memiliki kehamilan berisiko. Tidak sedikit yang meninggal saat melahirkan karena terlambat mendapatkan pertolongan medis.
Kondisi itu justru seperti ladang pengabdian bagi Yunita Alvera Manobi. Perempuan kelahiran Wamena, 37 tahun silam, ini mencoba terlibat dalam program community health improvement. “Keterlibatan saya dalam bidang kesehatan karena saya melihat banyak ibu hamil di Papua sangat berisiko tinggi.
“Tidak jarang ibu meninggal saat melahirkan,” ungkap alumnus Universitas Hasanuddin, Makassar, 2003, ini. Yunita, yang menjadi pendamping lapangan di Yayasan Anak Sehat Persada (YASP), menjadi saksi banyaknya proses persalinan di perkampungan Papua yang berlangsung dengan alat medis kurang memenuhi standar kesehatan.
Kondisi inilah yang membuat Yunita bersama tim YASP terpanggil mengatasi masalah tersebut. “Kerja sama berbagai pihak perlu dibangun mengingat anak-anak dengan status gizi buruk perlu mendapat penanganan intensif,” ungkapnya.
Dirinya mengakui memang tidak mudah untuk mengubah perilaku masyarakat disana untuk sadar akan pentingnya kesehatan ibu, bayi dan balita. Namun Yunita tidak pernah menyerah akan kondisi seperti itu dan dia terus berjuang bagaimana mengubah prilaku yang tidak sehat menjadi sehat.
“Keinginan para ibu untuk datang ke Posyandu masih sangat kurang. Satu-satunya cara saya adalah membuat doorprize kecil-kecilan yang isinya sabun cuci, minyak goreng dan sabun mandi untuk memotivasi mereka datang sekaligus memberikan edukasi,” ungkap Yunita.
Selama ini, Yunita dan tim YASP tidak bekerja sendirian. Yunita berterima kasih atas dukungan PT Pertamina EP (PEP) Papua Field. Sebagai perusahaan yang beroperasi di Tanah Cendrawasih, Yunita melihat komitmen PEP Papua Field sangat kuat membantu jalannya program community health improvement lewat pola kemitraan.
Berbagai upaya telah dilakukan Papua Field untuk mendorong perbaikan kesehatan masyarakat wilayah Klamono dan Klasafet (pemekaran Distrik Klamono). Wilayah tersebut perlu mendapatkan perhatian serius. Utamanya bagi ibu hamil dan anak balita.
Walaupun dengan latar belakang pendidikan bidang ekonomi, apa yang dilakukan Yunita bersama YASP dengan bermitra Papua Field semata-mata untuk mengangkat tingkat kesehatan masyarakat Papua. Mereka berhak menikmati kehidupan dengan lebih baik. Sebab, sejatinya kesehatan yang layak adalah hak semua warga negara, termasuk masyarakat Papua.
Apalagi, program pembangunan kesehatan sangat sejalan dengan Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan menurunkan angka kematian anak dan ibu, serta menyediakan akses kesehatan reproduksi untuk semua. Di samping itu, program ini bertujuan memerangi HIV/ AIDS, malaria, serta penyakit lain.•IRLI