JAKARTA - Bertempat di Pullman Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019, Pertamina melaksanakan proses penjurian gelaran Anugerah Jurnalistik Pertamina 2019. Sembilan dewan juri yang kompeten di bidangnya turut berkontribusi pada acara yang mengangkat tema besar Move On ini.
Kesembilan dewan juri tersebut, yaitu Prof. Muhammad Nuh, Evita Legowo, N. Syamsuddin Ch. Haesy, Komaidi Notonegoro, Effendi Ghazali, Beawiharta Belly, Riza Primadi, Ichan Loulembah dan Oscar Motuloh. Bertindak sebagai ketua dewan juri AJP 2019, Prof. Muhammad Nuh.
Proses penilaian AJP tahun ini tak berjalan mudah. Sebanyak 2.214 karya jurnalistik masuk selama kurun waktu mulai 1 November 2018 hingga 15 November 2019. Proses seleksi awal pun dilakukan, sebanyak 587 karya jurnalistik lolos pada seleksi pertama.
Tak berhenti sampai di situ, tahapan seleksi berikutnya kembali dilakukan. Akhirnya sedikitnya 314 karya jurnalistik lolos untuk selanjutnya bersaing dalam ajang malam Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2019, Desember mendatang.
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menuturkan terjadi peningkatan jumlah partisipan pada gelaran AJP 2019 jika dibandingkan dengan pelaksanaan tahun 2018, yakni 2.084 karya jurnalistik. “AJP tahun ini sangat memberikan nilai yang tinggi. Baik itu dari sisi PR value maupun dari keikutsertaan para jurnalis di dalam konstelasi AJP ini,” bebernya kepada Energia.
Terkait proses penjurian, lanjut Fajriyah, nantinya dewan juri akan me-review kembali seluruh karya yang masuk untuk selanjutnya dinilai sejauhmana keterkaitan karya jurnalistik tersebut dengan tema acara tahun ini. “Temanya adalah move on untuk membuat Pertamina ataupun energi menjadi lebih baik dalam hal ketersediaan, accesibility dan sebagainya," imbuhnya.
Sementara itu, Effendi Ghazali, salah seorang perwakilan dewan juri, mengungkapkan apresiasinya kepada Pertamina yang konsisten menyelenggarakan kembali Anugerah Jurnalistik Pertamina. Ia berharap, meningkatnya kuantitas karya jurnalistik tahun ini sejalan dengan meningkatnya kualitas karya jurnalistik yang dinilai.
“Dengan demikian bisa sama-sama dengan Pertamina untuk membuat langkah-langkah baru ke depan, arah baru, sebagai hasil yang muncul dari edukasi publik serta layanan menuju energi yang lebih baik,” pungkasnya.*STK