MEDAN– Direktorat SDM & Umum saat ini tengah mengimplementasikan sistem Human Capital Development. Melalui sistem ini, perusahaan memungkinkan untuk melakukan akselerasi (percepatan) terhadap pekerja yang dianggap memiliki potensi (talent) untuk dipromosikan lebih cepat dari rata-rata pekerja yang lain. “Hal ini diperlukan agar demografi SDM Pertamina semakin baik ke depan,” ujar Direktur SDM & Umum Dwi Wahyu Daryoto pada acara Sosialisasi Human Capital Development di Gedung Serbaguna Kantor MOR I, Rabu (1/4).
Saat ini, tambah Dwi, gap antara pekerja senior dan pekerja hasil rekrutmen kurun sepuluh tahun terakhir telah memunculkan adanya fenomena pelana kuda dalam demografi ke-SDM-an Pertamina. Fenomena ini muncul di mana generasi yang hampir memasuki masa purna karya berjumlah besar dan generasi yang fresh graduate juga berjumlah besar. Di sisi lain, generasi yang siap menggantikan mereka yang akan purna karya jumlahnya sangat kurang. “Kalau dibentuk grafik seperti pelana kuda, ada gap yang besar antara yang akan purna karya dan yang akan menggantikannya,” ujar Dwi. Hal ini, tambahnya, tidak baik dan kurang ideal bagi perusahaan ke depan. Apalagi, bagi perusahaan yang bercita-cita menjadi world class energy company. “Untuk itulah, akselerasi talent penting,” tegasnya.
Sementara itu, VP People Management Yudo Irianto yang ikut hadir menambahkan, solusi akselerasi talent ini dilakukan karena manajemen lebih memilih untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di internal Pertamina, hasil rekrutmen BPS, BPA, maupun BPKJT. Ditambahkan oleh Yudo, melalui Human Capital Development, perusahaan juga akan memiliki sistem yang lebih tepat dalam upaya pembinaan pekerjanya.
Acara yang dipandu oleh GM MOR I Jumali dan HR Marketing &Trading Manager Alex Zulkarnaen itu, dihadiri seluruh manajemen MOR I, pimpinan unit operasi TBBM, Depot LPG, dan DPPU Pertamina MOR I, Branch Manager MOR I dan seluruh pekerja.•wali