JAKARTA - Laporan bertajuk The Future of Fintech in Southeast Asia yang dirilis September 2020, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan ekosistem bisnis rintisan atau startup teknologi paling bernilai di kawasan Asia Tenggara. Meski dihantam pandemi COVID-19, total valuasi startup teknologi di Indonesia, ditaksir mencapai 35 miliar USD.
Sementara itu, website Startup Ranking mencatat setidaknya ada 2.229 startup di Indonesia hingga April 2021. Angka tersebut menempatkan Indonesia di posisi lima besar negara dengan startup terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari e-Conomy SEA 2020 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia pada 2020 memberikan kontribusi sebesar 44 miliar USD atau sekitar 619 triliun Rupiah pada perekonomian.
Dalam orasi ilmiahnya pada Sidang Terbuka Wisuda ke-5 Universitas Pertamina, Andi F. Noya mengajak wisudawan Universitas Pertamina memanfaatkan dan melihat peluang disrupsi untuk mendirikan bisnis rintisan.
“Kondisi double disruption, yakni disrupsi teknologi dan kondisi pandemi COVID-19, membuat persaingan di semua lini semakin berat. Tantangan ke depan juga akan lebih sulit. Namun di sisi lain, bidang pekerjaan yang tercipta juga semakin banyak. Keuntungannya, para wisudawan tidak perlu khawatir lagi jika merasa tidak hepi dengan jurusan kuliahnya. Banyak lulusan teknik yang menjadi wirausaha dengan mendirikan start-up misalnya,” ungkap Andy dalam kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid, Senin 25 Oktober 2021 tersebut.
Kepada 455 wisudawan yang mengikuti kegiatan secara luring dan daring, Andy juga menekankan pentingnya mengedepankan nilai kemanusiaan dalam mendirikan bisnis rintisan.
”Kondisi yang terjadi saat ini memaksa semua orang untuk melek teknologi. Ini menjadi tantangan besar terutama bagi orang-orang marjinal yang hidup di pedesaan, juga para pedagang, petani, nelayan, yang punya keterbatasan melakukan perdagangan digital. Namun, ini sekaligus menjadi peluang bagi anak muda yang kreatif dan inovatif. Banyak startup rintisan gen-z yang didirikan dengan mengusung konsep social-entrepreneurship,” pungkasnya.
Hadir memberikan sambutan dalam rangkaian kegiatan Wisuda, M. Erry Sugiharto, Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero). Dalam sambutannya, Erry menghimbau para wisudawan agar menjadi pribadi yang kolaboratif dan tangguh.
“Sebagai generasi yang akan mendominasi usia angkatan kerja, gen-z harus pintar dan cepat beradaptasi. Mulailah menumbuhkan dan memupuk toleransi dan saling memahami perbedaan karakter antar generasi. Dengan demikian, gen-z akan mendorong terciptanya ekosistem yang baik dan harmonis ditengah maraknya isu kesenjangan generasi di lingkungan kerja,” ujar Erry.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, Ph.D., turut memberikan pesan bagi para wisudawan yang berasal dari 15 program studi. Ia mengatakan penting bagi para wisudawan membekali diri dengan kemampuan agility.
“Kita menyadari disrupsi adalah sebuah keniscayaan. Maka, jadilah pribadi yang agile. Yaitu pribadi yang lincah, tangkas, dan fleksibel dalam menghadapi tantangan. Jangan lupa senantiasa menjadi pembelajar sepanjang hayat, pribadi berkarakter, knowledgeable, yang kreatif, inovatif untuk mengatasi tantangan di era VUCA,” tutur Prof Wirat.
Di Universitas Pertamina, iklim dan semangat kewirausahaan telah dibangun sedari dini. Sejak tahun 2020, Universitas Pertamina telah rutin melaksanakan kompetisi bisnis mahasiswa untuk melahirkan bisnis rintisan, termasuk start-up. Saat ini, setidaknya 47 rintisan bisnis mahasiswa mendapat pembinaan dan pendanaan dari universitas.
Salah satu start-up rintisan mahasiswa, Portalbee, misalnya, terpilih sebagai salah satu startup terbaik versi universitas. Portalbee merupakan "Market Gate" dalam bentuk aplikasi yang mewadahi bisnis rintisan mahasiswa, start-up, dan Usaha Kecil & Menengah sehingga dapat dengan mudah dicari oleh pengguna. *UP