JAKARTA - Manajemen risiko dalam bisnis tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena jika sebuah perusahaan tidak mengelola risiko dengan baik, pasti akan mempengaruhi perkembangan bisnis perusahaan tersebut.
Hal tersebut diutarakan Direktur PIMR Heru Setiawan dalam acara Pertamina Executive Risk Forum yang dilaksanakan di lantai Mezzanine, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (4/3).
"Acara ini diselenggarakan agar kita tahu apakah manajemen risiko yang kita implementasikan saat ini sudah benar. Forum ini dapat dijadikan sarana belajar sehingga kita makin siap mengimplementasikan sistem manajemin risiko sesuai aturan yang berlaku," tukas Heru.
Heru menegaskan, untuk memastikan sistem Enterprise Risk Management (ERM) yang dijalankan Pertamina sudah bagus, BUMN ini perlu benchmark dari perusahaan lain untuk mendapatkan best practice.
"Walaupun ERM kita sudah mendapat pengakuan dari stakeholders dalam dan luar negeri, namun kita tetap melakukan outworking sehingga ke depannya ERM kita lebih proaktif, lebih komprehensif, lebih bisa menyentuh seluruh aspek di Pertamina," ujarnya.
Heru menambahkan, ke depannya peran ERM tidak hanya melakukan sistem manajemen risiko yang sifatnya provokatif, tapi juga sistem ERM yang bisa meng-capture opportunity.
"Jadi kita ingin menangkap peluang-peluang dengan menggunakan sistem manajemen risiko yang proper," imbuh Heru.
Dalam kesempatan tersebut, Heru juga meminta insan Pertamina mengubah cara pandang mengenai risiko.
"Selama ini risiko miliki konotasi jelek. Paradigma tersebut harus diubah bahwa risiko merupakan bagian dari proses bukan dikotomi dari peluang. Kita ubah paradigma dengan mengejar peluang bisnis sekaligus merangkul risikonya," tegasnya.
Heru menambahkan, manajemen risiko atau risiko mindset itu harus sudah melekat ke personel. "Sehingga apapun inisiatif, action plan harus terkait dengan risiko dalam perencanaan," tukas Heru.
Heru berharap kedua hal tersebut dapat dimiliki oleh seluruh insan Pertamina dalam menghadapi bisnis dan tantangan perusahaan ke depan. *IN