PALEMBANG – Di hadapan ratusan mahasiswa baik yang hadir langsung dan melalui fasilitas daring, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono beri kuliah umum dengan judul “Kilang Pertamina & Tantangan Kemandirian Energi”.
Kuliah umum tersebut memaparkan tentang trend transisi energi di tingkat nasional maupun global yang diproyeksikan terus bergulir di tahun 2035 dan PT KPI hadir untuk menjawab tantangan energi sekaligus sosialisasi perannya yang mendapat mandat besar dalam menjaga ketahanan energi dalam mengelola sektor kilang minyak dan petrokimia dalam negeri pasca restrukturisasi bisnis di PT Pertamina (Persero).
Paparan materi tersebut disampaikan langsung oleh Dirut PT KPI pada momen kunjungan ke Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam rangka penandatanganan dokumen kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PT KPI dan Unsri pada Jumat 17 September 2021 di Gedung FH Tower, Kampus Unsri Palembang.
Ratusan mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus di Indonesia tersebut mengikuti kuliah umum secara virtual melalui Zoom Cloud Meeting, sementara beberapa mahasiswa dari Fakuktas Teknik Unsri berkesempatan mendengarkan langsung kuliah umum di FH Tower.
Dalam kesempatan kuliah umum itu, Djoko juga memaparkan peran PT KPI terhadap pengelolaan energi di Indonesia. “Sebagai BUMN, Pertamina menjalankan amanat Undang-Undang nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN,” ujarnya.
Peran PT KPI adalah untuk memenuhi kemandirian energi di Indonesia, merdeka secara energi. Untuk itu PT KPI yang kini mengelola proses bisnis end to end mulai dari pengelolaan minyak mentah, pengelolaan 6 kilang minyak di Indonesia, produksi produk-produk BBM dan Non BBM untuk kebutuhan pasar domestik serta ekspor. Juga pengembangan infastruktur proyek-proyek kilang.
“Trend transisi dan disrupsi energi di level nasional dan global dimana penetrasi energi baru dan terbarukan diproyeksikan akan bertambah di tahun 2035, meskipun diproyeksikan bahan bakar fossil nasional diprediksi akan tetap dominan namun kami tengah mengawal inisiatif strategis untuk memproduksi bahan bakar yang kedepannya berbasis green energy atau semakin ramah lingkungan,” jelas Djoko.
Pergerakan megratrend energi menuju tahun 2035 diantaranya mencakup konsumsi minyak global, konsumsi petrokimia yang naik 5 kali lipat dan transisi Indonesia menjadi net importir gas, peningkatan konsumsi listrik yang menjadi 2 kali lipat tahun 2035 juga digitalisasi pada industri dan manufaktur
Djoko mengatakan, “PT KPI juga terus beradaptasi melakukan integrasi antar unit guna meningkatkan kehandalan di tengah tantangan transisi energi nasional dan global. PT KPI mencanangkan roadmap bisnis yang ditunjang melalui 5 inisiatif strategis antara lain mencakup optimisasi minyak mentah dan produk, management inventory, efisiensi energi, efisiensi biaya operasi, dan kehandalan kilang.”
Kilang-kilang PT KPI juga, menurut Djoko ikut bergerak adaptif menghasilkan produk bernilai tinggi dan merupakan finished product, tidak hanya berupa intermediate produk. Produk petrokimia dan produk specialties juga menjadi prioritas produksi kilang pengolahan PT KPI saat ini dengan misi Indonesia untuk meningkatkan kemandirian produk petrokimia yang saat ini masih didominasi produk import.
Antusiasme peserta kuliah umum terlihat dari beberapa pertanyaan menarik yang dilontarkan mahasiswa kepada Djoko dan jajaran PT KPI lainnya. Ada yang bertanya soal kesempatan magang dan kuliah praktek di PT KPI, ada juga yang meminta Djoko menceritakan pengalamannya saat mulai berkarir di Pertamina pasca lulus kuliah, serta mengenai aspek-aspek apa saja yang dibutuhkan suatu daerah untuk membangun kilang minyak dan dijawab secara lugas oleh Djoko.
“Harapan kami, kehadiran Pertamina ditengah-tengah dunia Pendidikan, dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk kemandirian pendidikan dan juga keberlangsungan estafet kami sebagai Perwira Pertamina,” tutup Djoko. *RU III