JAKARTA - Pandemi COVID-19 membuat sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) terus berinovasi mencari peluang, salah satunya melalui perdagangan elektronik (e-commerce) memanfaatkan marketplace. Melalui hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan menggerakkan perekonomian di saat seperti ini.
Bersama platform marketplace Bukalapak, PT Pertamina Gas (Pertagas) Operation East Java Area (EJA), Operation West Java Area (WJA), dan Operation Kalimantan Area (KAL) mengikuti pelatihan webinar, pada Rabu, 15 Juli 2020.
Webinar itu diikuti oleh Kelompok Samudera Hijau Putri dari Kabupaten Sidoarjo yang memproduksi olahan rumput laut bermerek Rulaku, Kelompok Matahari dari Kota Bontang dengan produk Batik Ecoprint, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga dari Kabupaten Karawang yang memiliki aneka produk minuman berbahan organik.
Merchant Community Program Bukalapak Gilang Belia mengatakan, saat ini semua perusahaan banyak mengadopsi teknologi internet untuk menjalankan bisnis, salah satunya pemanfaatan marketplace. Hal itu dapat menjangkau pasar yang lebih besar. “Kami bukalapak sudah digunakan lebih dari 5 juta orang baik penjual maupun pembeli.” Ujar Gilang.
Selain itu, marketplace dapat mengefisiensikan biaya usaha. “tanpa harus memiliki toko atau bangunan fisik, kita masih dapat berjualan,” tambahnya.
Sebuah survei dari Bain & Company menyebutkan bahwa pembeli yang memanfaatkan marketplace di Indonesia diprediksi meningkat 1,2 kali lipat pada 2025. Sehingga estimasi pendapatan para pelaku usaha juga turut naik hingga 3,7 kali lipat.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) tahun 2018 mencatat jumlah pelaku UMKM mencapai 64,19 juta. Namun, hanya 13 persen pelaku UMKM yang berdagang melalui pasar digital.
Ketua kelompok Samudera Hijau Putri Rohma menuturkan, pelatihan itu merupakan sesuatu yang baru bagi warga Desa Kupang di Sidoarjo. “Selama ini kami hanya mengenal cara berjualan lewat toko saja. Ternyata sekarang lewat handphone kami bisa melayani pesanan pelanggan,” ujarnya.
Hal yang sama dirasakan Ketua KWT Kenanga Jubaedah yang mengatakan bahwa kelompoknya terdorong untuk mencari peluang usaha melalui online marketplace. “Pelatihan ini membuat kami harus semakin berinovasi dengan produk-produk yang dibutuhkan konsumen saat ini. Produk jamu, kerupuk, dan teh yang menjadi andalan KWT bisa menjangkau pasar lebih luas,” harapnya.
Demikian pula Syahida, Ketua Kelompok Matahari, menuturkan bahwa dirinya sudah memasarkan produk lewat e-commerce melalui akun instagram. Setelah pelatihan ini, ia dan anggota kelompoknya semakin paham bahwa online marketplace bisa menitipkan produk melalui kerja sama oleh pihak penyedia marketplace.
“Saat ini, kami ingin sekali memasarkan batik ecoprint di berbagai daerah. Pelatihan itu menjadi pintu untuk memasarkan produk ke berbagai pulau melalui cara yang mudah,” ujar Syahida.
Secara terpisah, Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Gas, Zainal Abidin mengapresiasi komitmen mitra binaan untuk selalu mencoba peluang baru di tengah kondisi new normal.
“Walaupun mengalami keterbatasan, tiga mitra binaan kami tetap aktif menjalankan usaha, mencari peluang memasarkan produknya dan juga tetap aktif menghasilkan produk-produk yang banyak dicari di masa pandemi ini,” ujarnya. *Pertagas/HM