JAKARTA - Sebagai BUMN energi yang diberi mandat oleh pemerintah untuk mengelola energi nasional, Pertamina selalu memaksimalkan upaya untuk menghadapi berbagai tantangan bisnis, termasuk dalam era transisi energi sekarang.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu pada penutupan Pertamina Energy Forum 2019, di Raffles Hotel, Jakarta, Rabu (27/11).
"Kami sudah mengambil langkah dalam transisi energi saat ini dengan melakukan mengembangkan infrastruktur hilir untuk memenuhi energi dalam negeri karena hingga kini energi fuel masih mendominasi," ujarnya.
Menurut Dharmawan, pengembangan infrastruktur tersebut didasari oleh dua pendorong utama, yaitu suplai energi primer masih didominasi oleh fuel dan komitmen Pertamina dalam mengembangkan energi bersih untuk masa depan bersama," ungkapnya.
Sebelumnya, pada sesi diskusi terakhir tentang strategi perusahaan dalam menghadapi transisi energi, Vice President Licensing Contract Management ENI Massimo Trani menegaskan, untuk menghadapi transisi energi, tidak ada solusi tunggal di bidang hilir, melainkan harus ditinjau secara holistik yang mencakup penggunaan transportasi dengan BBM.
Terkait dengan operasional kilang, menurut Massimo, konversi kilang minyak menjadi kilang petrokimia menjadi trend beberapa tahun belakangan. Sebanyak 21 kilang operasi di Eropa ditutup karena sudah tua. "Jika diteruskan maka biaya operasi akan lebih tinggi. Oleh karena itu dilakukan konversi kilang," ujarnya.
Sementara itu, Partner and Head of AT Kearney's Energy Practice in SEA Sandeep Biswas menegaskan, pengembangan energi terbarukan akan berhasil jika kerangka peraturannya jelas dan komprehensif.
"Indonesia menargetkan pada tahun 2025 ada energi baru terbarukan sebanyak 23%. Untuk mendukung program ini, Pertamina perlu menarik investor swasta bukan dari BUMN. Banyak kesempatan potensial untuk Pertamina, namun banyak juga pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mewujudkan itu jika didukung dengan kebijakan yang komprehensif dari pemerintah. Saya yakin Pertamina bisa," katanya.
Senada, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bapenass Arifin juga mengatakan hal demikian. Strategi yang bisa dilakukan Pertamina selain menarik investor adalah meningkatkan kegiatan eksplorasi migas di laut dalam.
"Ini adalah peluang besar bagi Indonesia. Selain investor, yang tidak kalah menarik untuk diperbincangkan adalah Sumber Daya Manusia yang mumpuni di bidangnya," pungkasnya.*IDK