TUBAN – Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja (spesifik) ke PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Kamis, 26 November 2020. Kunjungan kerja kali ini dalam rangka melihat perkembangan proyek revamping platforming dan aromatik kilang TPPI.
Selain Rombongan DPR yang dipimpin Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto, hadir pula Dirjen Migas Kementrian ESDM Tutuka Ariaji, SKK Migas, CEO Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ignatius Tallulembang beserta jajaran direksi, dan Sekretaris SKK Migas Murdo Gantoro.
Presiden Direktur & CEO TPPI Yulian Dekri menyampaikan, perkembangan kilang TPPI sangat mendukung pertumbuhan industri petrokimia di Tanah Air. Sebagaimana diketahui, industri petrokimia merupakan tulang punggung dari semua industri dan bahan untuk sandang, pangan dan papan.
"Sehingga bisa juga disebut sebagai industri ibu yang perkembangannya sangat dibutuhkan. Kaitannya dengan TPPI supaya terus tumbuh dan berkembang kemudian kemaslahatan masyarakat terpenuhi semua, maka kami harapkan proyek revamping ini berjalan sesuai jadwal pada kuartal ke-2 tahun 2022," ucap Yulian.
Diketahui, TPPI sedang menjalankan proyek revamping platforming dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50.000 barel per hari menjadi 55.000 barel per hari dan kapasitas produksi paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar USD 180 juta.
Selain itu, terkait pembangunan Proyek TPPI Olefin Complex, Ignatius menyampaikan bahwa proyek yang memiliki nilai investasi hampir mencapai USD 3,9 miliar itu memproduksi olefin dan turunannya adalah salah satu program strategis nasional yang merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo yang mengharapkan adanya pembangunan kilang Olefin sebagai solusi ketergantungan impor terhadap bahan yang sangat di butuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi hajat hidupnya.
Proyek TPPI Olefin Complex akan menggunakan lahan milik PT. TPPI dengan luasan 100-120 hektar. Proses EPC proyek tersebut ditargetkan pada Desember 2021 sampai Maret 2024, sedangkan saat ini masih dalam proses pematangan engineering plan, selanjutnya setelah proses EPC, ditargetkan bisa berproduksi mulai April 2024.
Pembangunan TPPI Olefin Complex bertujuan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik. Tidak menutup kemungkinan melahirkan industri-industri hilir yang akan membangun pabrik disekitar kawasan TPPI.
"Hal ini disebabkan karena Kilang Olefin akan menghasilkan beberapa produk bahan baku industri lain seperti pabrik yang memproduksi botol minuman, kemasan sacet makanan, mainan anak-anak, bahan kain dan bahan-bahan plastik lainnya termasuk dasboard mobil, bumper mobil dan lain-lain," ujar Ignatius.
Dalam kesempatan itu, Sugeng menyampaikan, TPPI merupakan industri petrokimia yang dirancang sejak tahun 1995 dan menjadi industri penting di Indonesia. Dalam perjalanannya mengalami pasang surut karena berbagai persoalan.
"Kami melihat strategisnya proyek TPPI dan telah membedah bersama manajemen TPPI, KPI, dan Kementrian ESDM," kata Sugeng.
Sugeng menambahkan bahwa apa yang dipaparkan manajemen, baik dalam kerangka keekonomian maupun aspek strategis, hal itu sangat penting bagi masyarakat Tuban. Proyek yang ada di TPPI harus tetap dilanjutkan sebagaimana yang diminta oleh Presiden Joko Widodo. Sebagai bentuk dukungan dan perhatian, Komisi VII juga melakukan identifikasi baik sisi teknik, ekonomi dan aspek lain.
"Dari penjelasan tersebut, kami telah mendapat pemahaman secara komprehensif tentang perkembangan proyek Revamping dan Olefin. Keduanya tidak ada masalah," ucapnya.
Sebagai tindak lanjut kunjungan, Sugeng memastikan Komisi VII akan rapat internal membahas bagaimana proyek tersebut berjalan sesuai target. Rapat lintas komisi juga akan dilakukan bersama Komisi VI menyangkut BUMN dan Komisi XI menyangkut anggaran, kepemilikan saham dan seterusnya.
"Tujuannya supaya Pertamina menjadi fokus. Beragam masalah yang muncul, kami akan menelusuri secara hati-hati, dan cermat agar proyek ini tetap berjalan," ujar Sugeng. *TPPI/HM