Bengkulu – Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam didampingi Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Khairul Rozaq melakukan kunjungan kerja ke PGE Project Hululais, Bengkulu, pada Senin (28/3).
Perjalanan dari Bengkulu menuju Kabupaten Lebong sejauh 180 km ditempuh dalam waktu 4 jam dengan kondisi jalan bebatuan menanjak. Di ketinggian 950 meter dari permukaan laut dimana Kantor Proyek Hululais berada, Syamsu Alam mendapatkan pemaparan terkait dengan status proyek pengembangan geothermal Hululais Unit 1 dan 2 dari Pimpinan Proyek Hululais, Chris Toffel AEP.
Chris menjelaskan, pengelolaan wilayah kerja pengusahaan Hululais diserahkan ke Pertamina melalui KepMen ESDM No. 2067/K/30/MEM/2012. “Saat ini dari proyek Hululais sudah tersedia uap sekitar 40MW di kepala sumur yang diperoleh dari sumur A1 (10MW), A2 (10 MW) dan sumur C1 (20MW). Berdasarkan hasil korelasi data subsurface pemboran, sangat memungkinkan terpenuhinya target 2x55 MW dari proyek ini,” papar Chris.
Menanggapi site map Hululais dan potensi yang masih sangat besar di wilayah tersebut, Syamsu Alam meminta agar seluruh pekerja proyek Hululais dapat melakukan analisa lebih mendalam sekaligus melakukan percepatan proses perijinannya. Ia berharap adanya pemberdayaan renewable energy seperti juga yang diharapkan Pemerintah. Untuk itu, Syamsu Alam meminta agar seluruh jajaran PGE dapat bekerja lebih baik untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
“Pekerjaan rumah kita banyak. Harapan terhadap bisnis inipun sangat besar. Namun saya optimis bila kita melihat RJPP, PGE akan mampu merealisasikan harapan tersebut. Bagi saya pribadi, PGE sangat membanggakan. Saya rasa belum ada satupun company atau geothermal player yang bisa menjalankan 5-6 proyek sekaligus seperti yang dilakukan PGE. Apabila PGE terus menjaga performanya.Hal ini point yang bagus sekali untuk mendapatkan project-project yang lebih baik lagi ke depan,” kata Syamsu Alam.
Menyoroti lingkungan kerja panas bumi dengan medan yang cukup sulit, Alam meminta agar seluruh elemen yang terkait dengan kegiatan geothermal dapat selalu mengedepankan aspek safety first.
“Kegiatan di bidang geothermal memang berat. Kondisi unsafe yang disebabkan oleh faktor lingkungan juga tidak bisa kita hindari. Yang perlu dilakukan sekarang adalah meningkatkan kepedulian terhadap aspek safety, menghadapi dan mengantisipasinya, sebagaimana yang diterapkan dalam HSSE Golden Rules,” ungkap Syamsu Alam.
Proyek Hululais terletak di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Melalui project Hululais, PGE diharapkan mampu menyumbang listrik sebesar 1x55 MW pada Januari 2018 dan tambahan 1x55 MW pada Desember 2019.
Baru-baru ini PGE berhasil mengukir prestasi melalui keberhasilan pemboran sumur geothermal terdalam di Indonesia sejauh 3.203 meter ke dalam ukur (mku) di HLS-E/1. Sumur HLS-E/1 ini tajak pertama kali pada 28 November 2015 menggunakan rig PDSI type N110/M3-28 dan dinyatakan selesai pada 12 Maret 2016, sesuai target yang telah ditetapkan.•PGE