BANDUNG - Pemuda-pemuda berseragam merah dari Kelurahan Babakan Penghulu, Cinambo, Bandung, tampak serius mendengarkan tips pengelolaan keuangan untuk usaha bengkel. Mereka antusias bertanya hingga berulang kali, tentang bagaimana menyisihkan antara pemasukan dan pengeluaran, serta cara bagi hasil yang benar, supaya usaha bengkel yang tengah dirintis para pemuda ini bisa terus berjalan.
Sebagian besar pemuda itu adalah anak putus sekolah dari jenjang sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas.
Pemuda usia 18 -25 tahun itu tergabung dalam wadah Pertamax Otopreneur, yakni salah satu Program Pengembangan Masyarakat (Community Development) dari Terminal BBM Bandung Group, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III.
"Meski tidak bekerja, mereka memiliki minat di bidang otomotif. Karena itu kami membentuk Pertamax Otopreneur. Kegiatan ini diantaranya memberi pelatihan bersertifikat, pendampingan, serta pembuatan bengkel wirausaha dengan menggandeng PT Pertamina Lubricants, anak perusahaan Pertamina," ujar Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami.
Kali ini pendampingan diisi dengan pelatihan Manajemen Keuangan, yang disampaikan oleh Wahyu Eko W dari Magister Administrasi Bisnis Institut Teknologi Bandung. Peserta Pertamax Otopreneur, belajar mengenai pembukuan akutansi, pembuatan laporan laba dan rugi, arus kas, dan penganggaran secara sederhana.
“Kami suka bingung. Awalnya, begitu dapat pemasukan uang langsung kami bagi kepada seluruh anggota. Lama-lama saat waktunya beli oli atau spare part untuk kebutuhan bengkel, bingung mau pakai uang apa,” kata Ijal, salah satu peserta Pertamax Otopreneur.
Mereka diberi simulasi sederhana sesuai kenyataan sehari-hari, supaya bisa lebih paham mempraktikannya.
Pendampingan dengan berbagai materi diluar teknik perbengkelan, tetap diperlukan setelah bengkel beroperasi.
Cara ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas dan mengasah mental wirausaha. Termasuk salah satunya pemahaman produk pelumas Pertamina Lubricants.
Dengan demikian peserta Pertamax Otopreneur terus di-gaspol belajar berbagai hal, agar kelak bisa mandiri, dan dapat melahirkan kelompok bengkel-bengkel baru, yang mendorong pengembangan perekonomian masyarakat.*MOR III