BANGGAI - Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP Donggi Matindok Field) yang merupakan bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream menggelar kegiatan panen padi biosulfur organik pada Kamis 28 Oktober 2021.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di lahan demplot padi Desa Minahaki, Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai. Turut hadir jajaran manajemen PT Pertamina EP Donggi Matindok Field, PT Aimtopindo Nuansa Kimia, Pemerintah Kecamatan Moilong, BPP Kecamatan Moilong, Koramil Batui 1308-03, Kepolisian Subsektor Moilong, Pemerintah Desa Minahaki, Gapoktan Desa Minahaki, dan masyarakat sekitar.
PEP Donggi Matindok Field bekerja sama dengan PT Aimtopindo Nuansa Kimia mengembangkan pemanfaatan sulfur menjadi pupuk biosulfur. Sebelumnya sulfur yang merupakan hasil samping dari kegiatan operasi ini tidak dapat termanfaatkan, sekarang dapat digunakan menjadi produk pupuk yang memberikan manfaat bagi lingkungan.
Tidak hanya itu, pupuk hasil inovasi ini pun telah dilakukan uji labolatorium untuk memastikan efektifitas dan kandungan unsur hara pada pupuk. Dalam tahap uji coba, tanaman padi hanya dipupuk menggunakan biosulfur dan urine sapi, serta tidak menggunakan pupuk kimia sedikitpun. Hasil dari penerapan inovasi ini cukup memuaskan, dimana padi yang ditanam memiliki produktivitas yang sama jika dibandingkan dengan padi yang ditanam secara konvensional (menggunakan pupuk kimia).
Program Padi Organik ini merupakan wujud Pertamina dalam penerapan nilai Environment, Social, and Governance (ESG) dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan 2 (zero hunger) dan 15 (life on land).
Dimana, program integrated farming: pemanfaatan biosulfur sebagai pupuk pada pertanaman padi ini bertujuan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, serta mencanangkan pertanian berkelanjutan. Selain itu, penerapan teknologi biosulfur ini hanya memanfaatkan pupuk organik tanpa menggunakan pupuk kimia sehingga mendukung konsep pertanian berkelanjutan, dan menjaga kondisi tanah dan ekosistem daratan lainnya.
Keunggulan dari penerapan inovasi padi biosulfur organik adalah cara ini berhasil menekan biaya produksi padi karena petani tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli pupuk kimia yang harganya relatif mahal. Sebagai bagian dari program CSR, PEP Donggi Matindok Field juga memberikan pupuk biosulfur kepada para petani.
Dalam sambutannya, Donggi Matindok Field Manager, Abidzar Akman menyampaikan harapannya agar teknologi ini dapat dijangkau, diterapkan, dan bermanfaat bagi semua petani, "Aplikasi pupuk biosulfur yang dikombinasikan dengan pupuk organik dapat melepaskan ketergantungan akan pupuk kimia yang relatif mahal, sehingga mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan bersih petani. Melalui demplot ini, kita sama-sama belajar dan melihat langsung bagaimana inovasi ini mampu memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat," jelas Abidzar.
Sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, PEP Donggi Matindok Field turut menggandeng PT Aimtopindo Nuansa Kimia sebagai pendamping dan pelaksana program berkomitmen untuk selalu berusaha menciptakan inovasi-inovasi yang mampu mendatangkan manfaat bagi masyarakat sekitar. Pengembangan inovasi biosulfur ini merupakan salah satu bukti nyata kepekaan dan kepedulian perusahaan terhadap kondisi sekitar.
"Inovasi pemanfaatan biosulfur ini telah melalui berbagai tahap pengujian laboratorium. Hasil pengujian menunjukkan bahwa biosulfur yang sudah diolah dan dikombinasikan dengan pupuk organik ternyata mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman," kata Setyo Yanus Sasongko, Direktur PT Aimtopindo Nuansa Kimia yang turut hadir membuka acara panen.
"Apresiasi setinggi-tingginya saya persembahkan kepada Pertamina EP Donggi Matindok Field atas kepeduliannya kepada masyarakat kami. Program ini merupakan program yang sangat bermanfaat. Kami berharap penerapan inovasi biosulfur ini terus berlanjut dan diperluas hingga desa-desa dan kecamatan-kecamatan lain sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Melalui pendampingan dan komunikasi yang baik, kami yakin masyarakat kami akan mudah menerima terobosan teknologi ini mengingat teknik aplikasinya mudah dan murah serta manfaatnya yang luar biasa," ujar Haryadi, Camat Moilong. *PEP