JAKARTA – Penerapan konsep gelinciran batuan ultrabasa pada area Tangkasi, Offshore Sulawesi yang diusung gugus PC-PROVE ULTRAMAN menjadi satu dari 13 tim yang akan mewakili PT Pertamina EP pada ajang Upstream Improvement & Innovation Award (UIIA) 2019. Konsep gelinciran batuan ultabasa merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan reserve to production (R to P).
“Wilayah kerja Pertamina EP sebagian besar merupakan mature field. Maka diperlukan strategi khusus untuk menekan laju decline rate ,” ujar Nanang Abdul Manaf, Direktur Uama Pertamina EP.
Nanang mengatakan strategi PEP untuk menahan laju penurunan produksi dilakukan melalui pengeboran step out dan Enhanced Oil Recovery (EOR) pada tahapan pengembangan agar dapat meningkatkan laju produksi disetiap Lapangan. Selain itu, kondisi penurunan produksi menghadapkan para eksplorasionis dituntut untuk menemukan cadangan baru dengan konsep lama ataupun konsep baru.
“Improvement ini menghasilkan konsep atau inovasi baru di area Offshore Sulawesi Pertamina EP yang bermanfaat dalam proses eksplorasi prospek hidrokarbon yang baru di area yang sudah lama. Ini merupakan hasil nyata dari integrasi geologi, geofisika, geokimia dan reservoir. Inovasi ini membuktikan bahwa diperlukan konsep baru untuk mengevaluasi area yang lama ‘New Data, NewIdeas Brings New Oil’,” kata Nanang.
Tim ULTRAMAN merupakan satu dari 13 tim terbaik yang dihasilkan dari kegiatan Improvement Inovation Award 2019 Pertamina EP yang digelar pada 7 Oktober-9 Oktober 2019 di IPC Corporate University. Sebanyak 13 tim terbaik Pertamina EP yang terdiri atas 10 gugus CIP Original dan tiga gugus CIP Replikasi, yakni IP ATOM, FTP Unification, PCP Aladdin, PCP COBEK, PCP Mangkok Ajaib, PCP My Health, PCP OBHP, PCP Radja Tiga, PCP Sea- WAROC, PCP ULTRAMAN, RTP Supress, RTP Pee wee Gaskeun dan RTP CLASS G.
Selain itu, keluar sebagai Best Performance Function tahun ini dalam gelaran IIA 2019 Pertamina EP yakni Pertamina EP Asset 4 dengan raihan rata-rata nilai tertinggi.
Kegiatan yang diikuti 129 tim ini dihadiri oleh top management BOD Pertamina EP Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H Samsu dan Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar sebagai keynote speaker.
"Ini yang harus kami apresiasi bahwa setiap tahunnya jumlah risalah inovasi dan improvement meningkat 16% dari tahun lalu sebanyak 595 ide yang disampaikan,” kata Nanang.
Menurut Nanang, dalam sebuah perusahaan harus memiliki kreatifitas dan inovasi karena tanpa hal tersebut sebuah perusahaan bisa tertinggal dari perusahaan lainnya.
“Sebuah perusahaan yang tidak memiliki inovasi, dalam setahun saja bisa tertinggal seolah-olah selama 10 tahun. Maka untuk itu, saya berpesan kepada para insan mutu untuk terus kreatif dan inovatif,” jelasnya.
Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan IIA merupakan ruang terhadap pekerja untuk menyampaikan hasil Inovasi yang sangat bermanfaat untuk perusahaan.
"Pertamina EP sudah memberikan ruang kepada seluruh pekerja untuk melakukan inovasi dan hasilnya adalah sebuah inovasi yang sangat menguntungkan perusahaan," ujar Dharmawan.
Dharmawan juga mengatakan dalam memberikan inovasi haruslah dilandasi tiga hal penting didalamnya, yaitu applicability, replicability, dan adoptability.
"Inovasi yang saat ini dikerjakan oleh rekan-rekan harus memenuhi tiga unsur utama tersebut. Dengan ketiga hal tersebut barulah dapat dikatakan bermanfaat bagi perusahaan. Kuncinya adalah Just Do It, jadi segera dikerjakan, jangan sampai tunggu nanti-nanti lagi," katanya.
Senada dengan hal tersebut, Archandra mengatakan bahwa inovasi membutuhkan ruang yang sebesar besarnya untuk menampung ide yang menarik serta sejalan dengan proses bisnis agar tercipta value creation.
"Inovasi bisa berkembang seiring dengan perubahan zaman. Maka perusahaan harus membuka diri kepada inovator-inovatornya di Perusahaan", pungkas Archandra.*PEP