JAKARTA - Berbagai upaya dilakukan Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) agar kegiatan operasi berjalan lebih efektif dan efisien. Sebagai upaya mempercepat program transformasi ke era digital, Direktorat yang dipimpin oleh Ignatius Talullembang ini meluncurkan sebuah sistem yang diberi nama Pertamina Integrated Project Management System (PIPMS).
PIPMS adalah sebuah sistem tunggal untuk mengelola seluruh megaproyek yang tengah dikembangkan oleh Direktorat MP2. Mulai dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai serta dua proyek pembangunan kilang minyak dan petrokimia atau Grass Root Refinery (GRR) yang berlokasi di Tuban dan Bontang.
Proyek-proyek kilang tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar Pertamina dari saat ini sebesar 600.000 barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.
“Aplikasi ini bernama Pertamina Integrated Project Management System (PIPMS), sistem tunggal untuk mengelola seluruh proyek-proyek yang ada di Direktorat MP2,” ujar Juanto Sitorus, Manager Project Management Direktorat MP2 yang menangani langsung PIPMS, saat ditemui pada Pertamina Digital Expo 2019 di Lantai Ground Gedung Utama, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis(29/8).
Menurut Juanto, PIPMS berbasis digital, yang user friendly, bisa diakses siapa saja serta dapat diakses orang yang terlibat di proyek mulai dari sub kontraktor, kontraktor, vendor, konsultan serta Pertamina juga.
Tak hanya di lingkungan Direktorat MP2, ke depannya PIPMS diproyeksikan juga akan diimplementasikan di seluruh Pertamina karena sistem ini terintegrasi secara keseluruhan dan lintas Direktorat dan Fungsi.
"Sebagai pilot project, sistem ini akan terlebih dahulu digunakan di lingkungan Direktorat MP2," jelas Juanto.
Ia menyatakan, selain efektif dan efisien, penggunaan sistem ini juga dinilai akan menghemat anggaran dan waktu pelaksanaan pengerjaan proyek, transparan dan terintegrasi.
Saat ini PIPMS sudah mulai diterapkan di proyek RDMP RU V Balikpapan. Hal serupa juga akan dilaksanakan di megaproyek Direktorat MP2 lainnya.
Juanto mengungkapkan, untuk memudahkan penggunaan sistem ini, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi sistem PIPMS ke seluruh wilayah kerja Pertamina. “Kita sudah lakukan beberapa sosialisasi, bagaimana kesiapan organisasi menerima perubahan. Caranya kita lakukan melalui pemberitaan di Energia, broadcast email, workshop dan sosialisasi,” ujarnya.
Juanto berharap sistem yang dikembangkan sejak Juni 2019 ini akan membantu Direktorat MP2 dalam proses pengerjaan seluruh megaproyek baik RDMP maupun GRR. “Harapan kami, sistem ini dpaat menjadi tools antara manajemen dengan tim proyek. Bagaimana tim proyek dan tim manajemen jadi punya satu bahasa yang sama,sistem yang sama, satu informasi yang sama. Tidak berbeda informasi dan pastinya transparan,” pungkasnya.*STK