JAKARTA – Sebagai komitmen dalam meningkatkan implementasi budaya keselamatan, PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) terus mengasah kemampuan personelnya dalam menghadapi kondisi darurat melalui simulasi dan latihan. Hal ini merupakan upaya perusahaan mengantisipasi dan meminimalisir gangguan operasional dalam menjamin ketersediaan energi.
Kali ini, Pertamina Patra Niaga kembali menggelar latihan simulasi kebakaran pada Senin, 22 November 2021, di Integrated Terminal Jakarta yang berfungsi untuk menyimpan produk bahan bakar sebelum disalurkan ke SPBU maupun industri.
“Sebagai salah satu objek vital nasional, integrated terminal memiliki peran krusial dalam aktivitas penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian BBM maupun LPG agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentu kami tidak pernah menginginkan keadaan darurat yang sebenarnya terjadi. Namun perlu disadari bahwa karakter industri migas sangat high risk, sehingga simulasi ini menjadi kesempatan untuk mengasah dan mengevaluasi kembali kemampuan personel kami, mulai dari level direksi hingga pekerja di lapangan, agar terlatih dan siaga jika suatu saat harus menghadapi keadaan kahar,” tutur Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.
Irto menjelaskan, simulasi keadaan darurat kali ini merupakan upaya perusahaan menanamkan pengetahuan dan keterampilan seluruh personel agar dapat memahami peran masing-masing dengan baik dalam Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (TKPD), alur komunikasi dan koordinasi antar fungsi. Tujuannya agar dapat melakukan penanggulangan secara cepat, tepat, dan meminimalisasi dampak yang kemungkinan terjadi. Pelaksanaan simulasi dilakukan secara langsung di lapangan dengan mematuhi protokol kesehatan, juga secara online.
“Tak hanya tim di Integrated Terminal Jakarta maupun fungsi Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), simulasi juga melibatkan berbagai tim lain baik secara operasional teknis maupun nonteknis, hingga pihak eksternal seperti petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan kepolisian setempat. Tujuannya, supaya kemampuan personel dalam menangani keadaan darurat diimbangi dengan kemampuan berkoordinasi yang baik dengan berbagai instansi terkait,” ujarnya.
Simulasi keadaan darurat tersebut merupakan simulasi level 2 dengan skenario kebakaran tangki timbun BBM di Integrated Terminal Jakarta.
“Sosialisasi terkait kegiatan ini sebelumnya juga sudah kami koordinasikan dengan warga yang tinggal di sekitar daerah operasi,” tambah Irto.*SHC&T