JAKARTA - Pertamina sepakat menandatangani restrukturasi hutang PT Garuda Indonesia dan PT Citilink Indonesia. Penandatanganan itu dilakukan di Taman Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, dengan protokol kesehatan yang ketat pada Rabu, 30 Desember 2020.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, restrukturasi ini dipandang sebagai cara terbaik bagi semua pihak karena situasi pandemi COVID-19 membuat aktivitas bisnis terganggu, sehingga untuk menguatkan bisnis Pertamina, Garuda, maupun Citilink, dibutuhkan penandatanganan restrukturasi hutang.
“Dalam kondisi saat ini harus saling menguatkan agar semua bisnis tetap berjalan. Pertamina sebagai penyedia avtur tidak akan bisa melakukan kegiatan usaha tanpa adanya pembeli, begitupun sebaliknya. Pada akhir tahun ini, kita perlu menjaga kinerja keuangan masing-masing perusahaan yang tentu sangat berdampak. Selain itu agar kedua perusahaan tersebut mendapat nilai kepercayaan yang baik dan memiliki tingkat ketahanan yang baik dalam menghadapi situasi saat ini,” ucap Nicke.
Ia berharap rencana restrukturasi berjalan baik sehingga Pertamina dan Garuda Group bisa mendukung program pemerintah untuk pemulihan ekonomi.
“Kita juga berharap rencana restrukturisasi bisa lebih cepat dilaksanakan, agar situasi ke depan lebih baik untuk kita semua,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengucapkan terima kasih kepada Pertamina, ia berharap restrukturisasi itu dilakukan secara matang sehingga dapat membangun kedisiplinan.
Sebenarnya satu-satunya restrukturasi adalah membayar dalam bentuk seharusnya, jangan dalam bentuk yang lain. Tapi kita sudah sampaikan komitmen kami kepada Pertamina dengan adanya restrukturasi ini. Terima kasih Pertamina atas pengertiannya dan juga dukungannya dalam situasi sulit seperti saat ini, semoga semuanya bisa berjalan dengan lancar,” ucap Irfan. *IDK/Foto: AND/HM