CILACAP – Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap menargetkan uji coba produksi Green Diesel 100 persen (D-100) pada akhir November 2020. D-100 merupakan satu dari tiga produk ramah lingkungan yang dikembangkan Pertamina RU IV yang berbahan dasar minyak sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Oil/RBDPO).
Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap Hatim Ilwan menyatakan, Pertamina dalam tahap penyiapan sarana dan fasilitas uji coba yang dijadwalkan selesai pekan ketiga November.
“Tahapan diawali penerimaan RBDPO melalui Jetty 67 (dermaga) menuju tangki RBDPO. Selanjutnya persiapan sarana feed stock RBDPO ke unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) untuk diolah menjadi Green Diesel,” ujarnya, pada Kamis, 12 November 2020.
Tahap berikutnya, Hatim mengatakan, persiapan sarana produksi di unit TDHT menggunakan katalis Merah Putih yang merupakan hasil kerja sama Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta modifikasi line dan sarana.
“Tahap persiapan ditargetkan selesai pada pekan ketiga, sehingga pekan keempat November diharapkan uji coba produksi D-100 bisa dilaksanakan,” katanya.
Dalam tahap uji coba, kapasitas produksi D-100 di unit TDHT sebanyak 3.000 barrel per hari (3 MBSD). "Green Diesel adalah bukti nyata komitmen Pertamina mewujudkan produk ramah lingkungan yang bersumber dari energi baru terbarukan,” ujar Hatim.
"Hal itu diharapkan memberi efek positif yang luas, seperti pemanfaatan sumber energi domestik yang sesuai amanat undang-undang dan pada akhirnya menekan impor minyak mentah,” jelasnya.
Selain itu, Hatim mengungkapkan bahwa Pertamina RU IV Cilacap saat ini mengembangkan tiga produk green energy masing-masing Green Diesel, Green Gasoline dan Green Avtur. Untuk fase pertama produk Green Diesel diharapkan menjadi kado terbaik saat HUT ke-63 Pertamina, 10 Desember 2020. Selanjutnya fase kedua, yakni awal 2021 produksi ditargetkan naik menjadi 6.000 barrel per hari (6 MBSD).
"Kami berkomitmen bahwa seluruh produk akan mengarah pada efisiensi dan ramah lingkungan. Hal itu sejalan dengan visi To be Digital & World Class Refinery pada 2028, konsekuensinya adalah kilang yang efisien dan ramah lingkungan, baik dari sisi operasi maupun produknya,” kata Hatim. *RU IV/HM