JAKARTA - Dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih dirasakan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMM). Kementerian Usaha Kecil Menengah (KUKM) melaporkan, sebanyak 37.000 UMKM mengalami penurunan penjualan selama pandemi. Namun, studi yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP) menunjukkan bahwa para pelaku UMKM perempuan lebih mampu bertahan di tengah gempuran pandemi.
Hal ini terutama dipicu oleh tren penggunaan marketplace yang terus naik. Selama pandemi, disebutkan Cisco APAC Maturity Index, terjadi peningkatan digitalisasi UMKM di Indonesia hingga 69 persen. Jumlah UMKM yang bergabung dengan pasar online juga ikut naik hingga 16 persen.
Jika dilihat berdasarkan gender, UMKM milik perempuan cenderung telah bergabung dengan platform digital. Namun, UMKM perempuan hanya unggul di sektor mikro yang rentan terhadap guncangan ekonomi.
Mengakselerasi ketahanan para wirausaha perempuan, Pertamina Foundation bekerja sama dengan Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Universitas Pertamina, melaksanakan kegiatan pelatihan dan mentoring bertajuk ‘PFPreneur’. Pelatihan diberikan kepada 30 kelompok Women Leaders & Entrepreneur terbaik tahun 2020 binaan Pertamina Foundation.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 16 hingga 17 Oktober 2021 tersebut, menghadirkan Dosen Program Studi Manajemen Universitas Pertamina sebagai narasumber, yakni Muhammad Fadli Hanafi, S.E., M.M. dan Elan Nurhadi, P.SE, MSM.
“PFPreuner adalah program yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pelaku UMKM guna mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas mereka. Pertamina Foundation telah secara rutin melaksanakan kegiatan ini setiap tahunnya dan memberikan akses permodalan sampai dengan 200 Juta Rupiah per-UMKM. PFpreneur juga memberikan fasilitas branding produk, kemitraan melalui jaringan usaha dengan pengusaha sukses dan pasar festival, serta melaksanakan pameran produk sebagai ajang unjuk kreasi para pelaku UMKM,” ungkap President Director Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, dalam wawancara daring, Kamis 21 Oktober 2021.
Agus meyakini, PFpreneur akan secara langsung mendukung terwujudnya tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) point ke-9 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.
“Rangkaian pelatihan ini kami harapkan menjadi bekal bagi para pelaku usaha perempuan agar dapat memajukan usahanya dan membentuk womenpreneurs yang tangguh dan mandiri untuk masa depan Indonesia,” lanjut Agus.
Elan Nurhadi, P.SE, MSM, dalam paparan materi pelatihannya menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi untuk penguatan UMKM. “UMKM dapat memanfaatkan kerja sama dengan mitra tidak hanya untuk memperluas jaringan, tetapi juga untuk transfer pengetahuan dan berbagi risiko. Kerja sama juga berpotensi membuka peluang UMKM mendapatkan sumber daya berupa dana, keahlian, peralatan, tempat usaha, tenaga kerja, atau bahan baku,” tutur Elan.
Sebanyak 30 kelompok Women Leaders & Entrepreneur terpilih yang mengikuti pelatihan tersebut, akan diberikan pembinaan tingkat lanjut oleh para narasumber ahli, diantaranya pengenalan akses penyediaan dana dan mitra, penyusunan laporan usaha sederhana dan akuntabel, pengelolaan dana pinjaman, dan penyusunan proposal pendanaan dan kemitraan.
Melalui program PFPreneur, Pertamina Foundation menargetkan dalam lima tahun ke depan membentuk 5000 wirausaha perempuan yang unggul berbasis pengelolaan usaha modern, memiliki daya saing pasar, dan memiliki jaringan serta sinergitas kemitraan. *PF