Jakarta– Berlangsung di Lantai 7 Gedung Baru Pertamina Perkapalan, Selasa (12/5) dilaksanakan Program Akulturasi Budaya 6C Pertamina, yaitu sosialisasi mengenai whistle blowing system.
Acara tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa kejadian fraud pada kapal-kapal yang dioperasikan Pertamina, laporan dari crew kapal yang belum terakomodir secara sistematis, maupun penerapan sanksi yang dipandang masi kurang dalam menekan penyalahgunaan kargo/bunker secara signifikan.
Acara dihadiri oleh PMO program Marketing & Operational Excellence Tedy Wachyudi), Ketua Sub theme Shipping Losses Muhammad Ishak, Manager BOC Heru Triandy, Fimelia dari Fungsi Culture Transformation, Edi Jarianto dari fungsi Compliance, Ethics, & Fraud Management serta owner kapal charter. Kehadiran Wakil Manajemen Shipping menunjukkan komitmen kuat mengenai pentingnya penekanan penyalahgunaan kargo maupun bunker di lingkungan Pertamina.
Pada kesempatan tersebut, ketua PMO MOE Tedy Wachyudi mengatakan, perlunya upaya bersama dan dukungan dari seluruh ship owner dalam meminimalkan cargo losses.
Selanjutnya Muhammad Ishak sebagai ketua sub theme Shipping Losses memaparkan mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menekan penyalahgunaan kargo maupun bunker . Di antaranya, screening saat pelaksanaan rekrutmen, pemasangan CCTV maupun vessel tracking pada kapal, maupun pelaksanaan inspeksi. Kemudian dijelaskan pula mengenai beberapa tatacara pelaporan dalam rangka mencegah fraud, yaitu melalui telepon, sms, faximile, email, website, ataupun mailbox.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi grup. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari perwakilan fungsi internal Pertamina Shipping (SMR, Technical Fleet, Crewing, SO1), dan kelompok lainnya terdiri dari perwakilan ship owner. Setiap kelompok dipandu oleh satu fasilitator yang mengarahkan jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut diharapkan pelaksanaan Whistle Blowing System dapat terlaksana dengan didukung owner kapal charter serta pengawas kapal milik di darat.•SHIPPING